Warta

Santri Juga Bisa Berebut Beasiswa ke Timur Tengah

NU Online  ·  Kamis, 9 September 2004 | 03:32 WIB

Jakarta, NU Online
Dalam kesempatan untuk memperoleh beasiswa ke Timur Tengah, Para lulusan pesantren juga mendapatkan kesempatan yang sama dengan lulusan aliyah atau SMU. “Namun demikian, mereka adalah lulusan dari pesantren yang memiliki kurikulum,” ungkap M. Dawam Sukardi, salah satu staff biro Urusan Kerjasama Beasiswa PBNU untuk Timur Tengah kepada NU Online kemarin.

Dalam tahun ini, PBNU berhasil memperoleh beasiswa sebanyak 40 orang ke kawasan Timur Tengah untuk pendidikan S1 dan S2. Negara-negara yang memberikan beasiswa tersebut adalah Syria untuk S1 4 orang dan S2 2 orang, Sudan S1 7 orang, Aljazair S2 4 orang, Marokko S1 8 orang dan S2 8 orang, Lybia S1 5 orang dan S2 2 orang.

<>

Jurusan yang disediakan tidak hanya jurusan agama seperti yang dipersepsikan selama ini bahwa kalau sekolah di Timur Tengah adalah untuk belajar agama. Terdapat jurusan Ekonomi, Komputer, bahkan Kedokteran.

Untuk mendapat beasiswa tersebut mereka mengajukannya ke Kantor Biro Kerjasama Beasiswa PBNU untuk Timur Tengah yang dipimpin oleh Prof. Dr. KH Said Agil Siradj, MA. Di Gedung PBNU Lt 4.

Namun demikian, sangat disayangkan, dari 40 kesempatan beasiswa tersebut, hanya terdapat 70 orang yang mendaftar sehingga rasio persaingannya sangat kecil. Dawam menjelaskan bahwa penyebaran informasi memang agak sulit. “Sebagian besar mereka tahu dari relasi saja, sebagian lagi dari NU Online dan Duta Masyarakat,” ungkapnya.

Sebenarnya banyak sekali kader NU yang pandai dan memiliki keinginan kuat untuk bisa belajar ke luar negari. Namun demikian, mereka kurang mendapat informasi atau akses sehingga penyebaran informasi tersebut sangat penting.

Para calon yang berhasil tersebut adalah mereka yang telah lolos seleksi administrasi dan ujian yang diselenggarakan oleh perwakilan dari kedutaan masing-masing. “Untuk ke depan diharapkan kelengkapan administrasi diperhatikan karena kami tidak akan menoleransi calon yang persyaratannya kurang lengkap,” ungkap Dawam.

Namun demikian, bukan berarti mereka yang sudah lolos dua test tesebut langsung masuk. Pihak universitas yang dituju juga akan mengetes mahasiswa tersebut sebelum dinyatakan diterima.

Selanjutnya, setelah dinyatakan diterima, para calon mahasiswa tersebut akan ditraining secara khusus dengan materi ke-NU-an dan budaya serta bahasa masing-masing Negara tujuan. Materi ke-NU-an ini penting untuk menjaga nilai-nilai NU seperti pluralisme, toleransi, moderasi, dan keadilan.

Dari catatan yang ada, asal daerah penerima beasiswa tersebut beragam, Mulai dari Jambi, Cirebon, Indramayu, Kediri, Pati, Jombang, Nganjuk, Jakarta bahkan NTB. Semua ujian dilaksanakan di Jakarta.

Dawam mengharapkan agar mereka yang berminat untuk mengikuti seleksi di tahun depan belajar dengan serius. “Karena materi ujiannya sangat sulit sehingga kalau ingin lolos, tentu harus belajar keras,” tegasnya.

Kemungkinan besar, jatah yang diperoleh NU untuk tahun depan bertambah. Setelah dibuatnya biro khusus beasiswa ini, mungkin segala urusan beasiswa akan ditangani oleh badan khusus PBNU ini, termasuk yang berasal dari Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika.(mkf)