Warta

Romo Suratno Menyebarkan Ajaran Menyembah Soekarno

NU Online  ·  Sabtu, 7 November 2009 | 00:57 WIB

Gorontalo, NU Online
Keluarga Sudaryono, warga di Kelurahan Bulotadaa, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo, membantah isu menyembunyikan Romo Suratno, yang diduga menyebarkan ajaran sesat, di rumah mereka.

"Itu tidak benar sama sekali, Romo yang tinggal di rumah kami ini adalah kenalan lama, kami mengenalnya ketika sedang jalan-jalan di Bekasi, dan dia datang ke Gorontalo hanya untuk bersilaturahmi," kata Suryati, istri Sudaryono, Jumat (6/11).<>

Dia mengatakan, pria paruh baya yang mereka panggil Romo, dan bernama asli Suratno itu, baru berada di Gorontalo sekitar dua pekan yang lalu.

Isu yang beredar di masyarakat, Romo Suratno berhasil menggalang sejumlah orang sebagai pengikutnya dan menyebarkan ajaran sesat. "Yang kumpul-kumpul itu hanya teman-teman suami saya, yang ingin berkenalan dengan Romo," kata dia.

Beberapa hari sebelumnya sempat beredar berita di sejumlah media massa bahwa telah ditemukan ajaran sesat di Kota Gorontalo yang disebarkan orang bergelar Romo.

Romo Suratno, yang berasal dari Bekasi dan selalu menggunakan jubah panjang dan sorban itu, dikabarkan telah menyebarkan sebuah ajaran nyeleneh.

Dia menggabungkan ajaran agama Islam dengan pemujaannya terhadap mantan Presiden RI yang pertama, Soekarno.

"Setahu saya tidak ada yang begituan, yang saya kenal, Romo adalah sosok yang arif dan bijak serta halus tutur katanya," katanya.

Sayang, sejumlah wartawan yang mendatangi rumah keluarga Sudaryono tidak berhasil menemui Romo Suratno. Menurut Suryati, Romo baru saja pulang ke Bekasi kemarin, setelah mendapat kabar ibunya sakit.

"Saya juga tidak tahu apakah beliau akan balik lagi ke Gorontalo atau tidak," katanya.

Lurah Bulotadaa, Syamsi Spaer, mengakui kedatangan Romo yang sempat menghebohkan warga itu. "Dia sudah melapor ke kelurahan dan sekitar dua minggu tinggal di rumah Sudaryono," kata Syamsi.

Pihaknya juga sempat memberitahu Romo Suratno agar segera melaporkan aktivitasnya ke kantor departemen agama setempat. (ant/mad)