Rombongan PBNU Adakan Pengajian di Huddersfield
NU Online · Senin, 17 Januari 2005 | 16:38 WIB
Huddersfield, NU Online
Kerinduan untuk bertemu dengan saudara seiman dan sebangsa merupakan hal yang wajar dialami oleh orang yang tinggal dinegeri orang, apalagi dengan budaya dan tradisi yang sangat berbeda. Karena itulah, rombongan PBNU yang sedang belajar di Leeds University, mereka diundang keberbagai tempat untuk acara silaturrahmi dan pengajian.
Minggu, 16 Januari masyarakat muslim Indonesia di Huddersfield mengundang rombongan PBNU untuk acara silaturrahmi dirumah Hilman, salah satu karyawan Krakatau Steel yang sedang belajar Huddersfield University.Hadir mewakili rombongan PBNU KH Suhri Utsman dari Banten, Abdul Rasyid Fanani dari LDNU dan Kamil Tabrani dari pesantren At Tauhid Sidosermo Surabaya. Mereka berangkat dari penginapan ditemani dengan Pengurus PCI NU UK Ali Mas’udi.
<>Acara dimulai dengan sholat jamaah maghrib bersama yang dilanjutkan dengan ceramah agama oleh KH Suhri Utsman dan H Abdul Rasyid Fanani. Dalam ceramahnya Suhri Utsman menjelaskan tentang pentingnya takwa dalam kaitan dengan masyarakat profesional.
Dengan merujuk pada surat al Baqarah ayat 1 – 5, ia menjelaskan bahwa arti manusia taqwa itu adalah mereka yang bisa mempergunakan keahlian masing-masing sebagai bagian dari ibadah. “Mereka itulah golongan yang mendapat predikat muttakin,” tandasnya.
Diskusi juga berlangsung cukup hangat yang menyangkut pertanyaan khilafiyah, seperti mendoakan orang mati, sedekah buat orang mati, masalah bencana tsunami, apakah adzab atau ujian dan lain-lainnya. “Masalah khilafiyah adalah masalah perbedaan interpretasi dari hadist dan nabi serta bukan masalah yang sifatnya substansial. Karena itulah jangan sampai hal tersebut merusak persaudaraan antar muslim,” tambahnya.
Tak lupa juga dijelaskan misi dan tujuan para kyai yang berjumlah sebanyak 20 orang yang saat ini sedang belajar manajemen pesantren di Leeds University selama sebulan. Selanjutnya, pertanyaan yang selalu muncul dari kalangan profesional yang ingin mengabdikan dirinya di NU juga mengemuka. Dengan keahlian dan ilmu yang mereka miliki, apakah NU memberi ruang bagi mereka untuk ikut berjuang ketika sudah pulang ke tahan air. “Teman-teman di luar negeri ingin sekali membantu PBNU, tapi sampai saat ini, belum bisa memperoleh ruang yang memadai,” ungkap salah satu peserta.
Pertemuan akhirnya berakhir pukul 8 malam, atau sekitar 3.5 jam karena pada pukul 16.30 sudah maghrib. Tampak wajah-wajah ceria diantara sekitar 15 orang yang hadir yang menunjukkan kepuasan atas pertemuan tersebut.(mkf)
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
2
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
3
Nota Diplomatik Arab Saudi Catat Sejumlah Kesalahan Penyelenggaraan Haji Indonesia, Ini Respons Dirjen PHU Kemenag
4
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
5
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
6
PBNU Desak Penghentian Perang Iran-Israel, Dukung Diplomasi dan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua