Warta

Ribuan Santri Jalani Pemeriksaan Kesehatan

NU Online  ·  Selasa, 21 Agustus 2007 | 08:47 WIB

Magelang, NU Online
Ribuan santri putri di kompleks Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim medis dari Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, RSU "Dr. Sardjito" Yogyakarta, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.

Koordinator Santri Siaga Kesehatan Jateng, K.H. Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf), di Magelang, Selasa (21/8), mengatakan, program pemeriksaan kesehatan itu akan berlanjut kepada para santri lainnya di sekitar 400 pesantren yang tergabung dalam Persatuan Pengasuh Pondok Pesantren Kedu (P4SK).

<>

"Kalau yang sekarang di sini (21/8) ada sekitar delapan ratus santri, besok pagi (22/8) sekitar tiga ratus, ini kelanjutan dari program santri siaga yang beberapa waktu lalu diluncurkan Bu Menteri (Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari,red), kita melakukan ’screening’ di pesantren anggota P4SK, Jateng dan sebagian DIY," katanya.

Pendataan kesehatan bagi para santri yang berlangsung di ponpes putri "Tarbiyatun Nisa", Tegalrejo itu antara lain meliputi tinggi badan, berat badan, tekanan darah, golongan darah, hingga keluhan berbagai gangguan kesehatan santri sehari-hari. Tim medis juga menyiapkan obat-obatan untuk santri secara gratis.

"Supaya ada penanganan lebih dini ketika ada indikasi penyakit, wabah, di pesantren ini sudah terekam sejak dini riwayat kesehatan para santrinya, jadi di pesantren sudah punya data medik setiap santrinya," katanya.

Gus Yusuf yang juga salah satu pengasuh Ponpes Tegalrejo itu menjelaskan, kesehatan bagi para santri sebagai modal utama mereka dalam melaksanakan seluruh program pendidikan di ponpes.

Kesadaran tentang kesehatan kepada para santri harus terus ditumbuhkembangkan.     "Karena kesehatan itu adalah modal utama bagi santri atau pelajar dalam menuntut ilmu, karena tanpa kesehatan saya rasa semua tidak akan bisa jalan, kesadaran semacam ini harus direalisasikan betul oleh santri dengan pola hidup sehat, dengan penanganan sejak dini," katanya.

Pihaknya juga melakukan kampanye pola hidup sehat terhadap kalangan santri antara lain melalui berbagai pelatihan kesehatan, penanganan penyakit atau wabah sejak dini, dan pelatihan santri siaga kesehatan.

P4SK, katanya, telah mendapat kepercayaan dari Departemen Kesehatan RI untuk mengelola sekitar 50 pos kesehatan pesantren (poskestren) di daerah itu. Pihak Depkes juga telah melakukan pendataan terhadap pasien tuberkolosa (TBC) di pesantren setempat. Pada kesempatan itu Gus Yusuf tidak menyebut jumlah santri yang menderita TBC.

Ia mengatakan, selama ini pola hidup sehat di pesantren masih sebatas pemahaman individu para santrinya. "Masih tergantung kesadaran individu santri, ada yang memang sudah punya pemahaman pola hidup sehat, tapi juga masih ada yang belum, ini perlu kita gerakan, kalau kemarin masih tergantung individu santri," katanya.

Ia menegaskan, Islam telah mengajarkan bahwa di dalam badan yang sehat terhadap jiwa yang sehat dan kesehatan adalah sebagian dari iman.

Pihaknya juga sedang menjajaki kerja sama dengan pihak RSU Muntilan, Kabupaten Magelang untuk meningkatkan layanan kesehatan kepada para santri.

"Kita mencoba membangun sinergi, mungkin semacam ada Askeskin yang untuk santri, artinya ada rekomendasi pesantren terhadap santri yang tidak mampu untuk diperhatikan dan mendapat fasilitas yang sama dengan warga dari keluarga tidak mampu di luar pesantren, secara administrasi sedang digodok oleh dinkes kabupaten, kita harapkan ada penanganan khusus," kata Gus Yusuf. (ant/kut)