Respon Warga Berbeda untuk Gus Dur dan Hasyim Muzadi
NU Online · Senin, 5 April 2010 | 05:00 WIB
Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir, Dr Fadlolan Musyaffa' MA, memberikan catatan secara khusus terhadap kepemimpinan dua nakhoda NU yang telah lalu, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan KH hasyim Muzadi.
Ada kenangan yang sulit dilupakan yaitu saat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjabat Ketua PBNU dan kemudian mendirikan PKB yang menjadi kendaraan menuju Istana Presiden RI. Lalu, pada 2004 Hasyim Muzadi yang sedang menjabat Ketua Umum PBNU maju sebagai calon wakil presiden.<>
Namun respon warga Nahdliyin berbeda untuk dua nakhoda NU ini. “Warga NU sangat bangga dan tidak mengecam dan menyesalkan Gus Dur yang menyebrang dari PBNU menuju Istana Preseden. Ini karena Gus Dur berhasil menjadi Presiden,” kata Fadlolan kepada NU Online di Kairo, Ahad (4/4).
Berbeda dengan KH Hasyim Muzadi, yang melakukan hal yang sama. Barangkali ia bahkan lebih mematuhi rambu-rambu organisasi, setidaknya mengelah pasal-pasal khittah NU dengan cara mengajukan cuti jabatan dari PBNU.
“Namun ternyata Hasyim menuai protes dan ‘di-kartu kuning’ oleh Nahdliyin, bahkan ada yang menjatuhkan kartu merah melanggar khittah NU, gara-gara tidak jadi presiden. Seandainya jadi presiden, kami yakin tidak ada yang protes, sebagaimana yang dilakukan Gus Dur,” kata Fadlolan.
Menurutnya, penilaian terhadap para nahkoda NU harus berimbang dan mengedepankan prasangka yang positif. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ketika dipimpin Gus Dur, telah mamacu tumbuhsuburnya kecerdasan para intelektual dan kader muda NU.
Namun ada hal yang kurang mendapatkan perhatian, kata Fadlolan, yaitu struktur dan format organisasi dari yang terkesan asal ada dan berjalan sendiri-sendiri kurang adanya konsulidasi internal, sehingga SDM NU dan potensi kader berserakan tidak ada perhatian.
“Namun pada masa kepemimpinan KH Hasyim Muzadi, dengan pelan-pelan struktur organisasi ini dibenahi bahkan saking semangatnya sampai hampir seluruh Negara yang ada mahasiswa Indonesia di sana telah terbentuk Pengurus Cabang Istimewa (PCINU),” katanya.
“Sebagai sampel, Selama Pak Hasyim mejadi Ketua PBNU, minimal empat kali melakukan kunjungan dinas ke Mesir, dan selalu menyempatkan bertatap muka dengan kader NU dan ngerumat mereka dengan memberikan dorongan, arahan dan harapan masa depan menjadi ulama penerus perjuangan NU, dan juga sering memberikan dukungan materi bagi PCINU Mesir. Saya yakin itu pun berlaku sama di setiap negara yang beliau sempat melakukan kunjungan di sana," tambahnya. (aan)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua