Radikalisme Sekarang Lebih Terbuka Dibandingkan Zaman Orba
NU Online · Selasa, 24 Mei 2011 | 05:34 WIB
Jakarta, NU Online
Benarkah radikalisme lebih cepat berkembang pada era demokrasi dibandingkan zaman otoriter Orde Baru?
Menurut Senior Advisor dari International Crisis Group, Sidney Jones, radikalisme lebih terbuka pada masa sekarang ketimbang pada zaman Orde Baru.<>
"Tetapi pada zaman Orde Baru justru bibit - bibit radikalisme tertanam pada mereka yang melawan represif Soeharto," kata Sidney Jones, Senin dalam kuliah umum bertajuk "Radikalisme Agama dan Demokrasi" di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Jakarta, Senin.
Ia mencontohkan radikalisme pada masa Orde Baru terjadi setelah peristiwa kerusuhan Tanjung Priok 1984. Para pelaku radikalisme juga pergi ke Afghanistan untuk ikut berperang melawan Uni Soviet. Sekaligus mereka juga dipersiapkan untuk melawan represif Soeharto," kata Jones.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa radikalisme adalah kegiatan yang bertujuan merubah sistem sosial politik secara drastis.
Jones mengutarakan bahwa radikalisme terbagi dua yaitu yang bersifat violent (kekerasan) dan nonviolent (tanpa kekerasan).
"Dari sisi demokrasi harusnya lebih gampang bagi pemerintah untuk menumpas yang violent karena jelas melakukan kekerasan," kata Jones.
Terkait dengan banyaknya peredaran buku - buku yang isinya mengajarkan tentang radikalisme, Jones berpendapat bahwa pelarangan buku adalah hal yang berlawanan dengan demokrasi.
"Tidak ada masalah, justru hal itu bisa membuat kita tahu pemikiran mereka. Satu-satunya yang harus dilarang adalah buku yang menunjukkan cara merakit bom," katanya.
Dia membandingkan sosok radikal Eropa, Geert Wilders yang sedang disidang karena penyebaran kebencian terhadap agama. Di Amerika Serikat, pemahaman keberagamaaannya lebih luas sehingga sosok radikal tak mendapat banyak tempat di masyarakat.
"Di AS ada Terry Jones yang radikal, tapi dia bukan keluarga saya," kelakar Jones.
Jones mengingatkan, kaum radikal pada umumnya melihat dunia dalam perspektif hitam-putih dan memandang merekalah yang punya kebenaran mutlak.
Redaktur: Mukafi Niam
Sumber: Antara
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
5
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua