Warta

Puluhan Santri Lirboyo Gagal Jadi Pegawai Depag

NU Online  ·  Sabtu, 11 Desember 2004 | 05:56 WIB

Kediri, NU Online
Sekitar 50 orang santri Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur harus "gigit jari" karena gagal menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan Departemen Agama (Depag) setempat akibat "jatah" untuk Lirboyo tak ada lagi. "Memang, kami mendapat jatah PNS Depag yang diperuntukkan sekitar 30-50 santri Lirboyo yang diberikan Menag yang dulu (Prof Dr KH Said Aqiel Husin Al Munawwar," kata salah satu pengasuh Ponpes Lirboyo KH Imam Yahya Makhrus seperti dikutip ANTARA di Kediri, Sabtu.

Namun, ’jatah’ kepada jajaran pengasuh Ponpes Lirboyo itu kini dibatalkan Menteri Agama yang baru Basuni Maftukh di bawah kabinet Presiden Yudhoyono-Kalla. "Kami dan teman-teman yang lain kecewa dengan pembatalan tersebut, apalagi didukung ilmu selama mondok," ujar seorang santri Ponpes Lirboyo asal Jawa Tengah yang tidak bersedia menyebutkan namanya itu.

<>

Menurut KH Imam Yahya Makhrus yang juga rektor Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri itu, jatah untuk santri Lirboyo itu diduga diperoleh pengasuh Ponpes Lirboyo lainnya KH Idris Marzuqi saat menghadap langsung kepada Menag Said Aqiel di Jakarta. Setelah itu, Ponpes Lirboyo pun menawarkan secara terbuka kepada para santri yang hendak melamar CPNS Depag dengan kompensasi memberikan sejumlah uang sebagai bentuk sumbangan untuk kelangsungan kegiatan ponpes.

Menurut Kyai Imam, puluhan santri rata-rata sudah menyerahkan pembayaran awal sebesar Rp1 juta yang digunakan untuk biaya administrasi dan tetek bengek lainnya. "Jadi mereka baru menyetor Rp1 juta dan tidak benar kalau sampai ada yang membayar mencapai Rp20 hingga 50 juta segala," katanya. Namun, puluhan santri yang sudah telanjur berharap dengan sistem jatah tersebut tampaknya banyak yang tidak bersedia mengikuti proses ujian sesuai prosedur yang ditetapkan Depag.

Oleh karena itu, kata Imam Yahya Makhrus, sejumlah uang yang sudah telanjur disetorkan santri kepada pengasuh dikembalikan tanpa ada potongan sepeser pun. Menanggapi dugaan adanya permintaaan jatah kepada Menag itu, pengasuh Ponpes Lirboyo lainnya yang juga salah satu ulama sepuh NU KH Idris Marzuqi ketika dikonfirmasi tampak membantah.

"Saya tidak pernah meminta jatah CPNS kepada menteri agama yang dulu, apalagi dikaitkan dengan dukungan Ponpes Lirboyo kepada Mega- Hasyim. Kami mendukung benar-benar tulus dan ikhlas," ujar Kyai Idris.  Saat ini, ponpes yang berdiri sejak tahun 1910 itu dihuni sekitar 12.000 orang santri putra dan putri dari berbagai daerah di seluruh pelosok nusantara. (cih)