Jakarta, NU Online
Sekitar 70 rumah yang mencakup tiga rukun tetangga di Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanahabang, Jakarta Pusat, Ahad (15/8) siang. ludes terbakar. Akibat kebakaran tersebut sedikitnya 400 warga kehilangan tempat tinggal dan harta benda.
Roby Herwindo, saksi mata sekaligus korban, sekitar pukul 09.30 WIB sempat melihat percikan api dari pemanggang sate di rumah seorang warga di RT 10/Rukun Warga 04 yang berdempetan persis di sumber kobaran api. Beberapa saat kemudian api langsung membesar dan warga mulai berteriak histeris. Kondisi rumah yang saling berdempeten menyebabkan api cepat merembet dan sulit dikendalikan.
<>Delapan unit mobil pemadam kebakaran dari Gunung Sahari dan Penjernihan dikerahkan untuk mengendalikan api. Sebagian warga bahu-membahu membantu personel pemadam kebakaran. Namun, sebagian lagi lebih memilih menyelamatkan harta benda masing-masing. Sebagian warga ditampung di masjid-masjid di sekitar Petamburan dan sisanya berteduh di tenda-tenda yang disediakan pihak Kecamatan Tanahabang.
Kebakaran di Petamburan memang tidak memakan korban. Namun, kebakaran di siang hari tersebut membuat nenek Juriah, warga RT 10, harus rela kehilangan rumah dan seluruh harta benda. Ia pun bingung merencanakan masa depan setelah rumahnya yang sudah ditempati sejak 17 tahun silam rata dengan tanah.
Juriah hanya bisa menangis dan meratap. Rumah yang ditempati empat anak dan menantu serta empat cucu itu kini tinggal puing-puing. Kebakaran juga membuat Juriah kehilangan mata pencaharian. Sebab, selama ini rumah miliknya yang berukuran 8 x 8 meter persegi juga digunakan sebagai warung. Juariah mengaku tidak sempat menyelamatkan surat berharga dan harta benda. Namun, ia bersyukur dapat menyelamatkan cucunya yang berusia satu tahun saat tertidur pulas di lantai dua.
Roby menantu dari Juriah yang juga pekerja kebersihan di gedung PBNU mengaku tak tahu harus berbuat apa, dirinya pasrah dan berharap bantuan segera datang untuk para korban, khususnya sembako, air bersih, pakaian dan buku untuk anak-anak sekolah. Sampai berita ini ditulis belum ada bantuan dan santunan dari pihak pemda, departemen sosial maupun simpatisan. Bantuan yang terlihat hanya tenda-tenda tempat berteduh di depan halaman lokasi kejadian.(cih)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Anggapan Safar sebagai Bulan Sial Berseberangan dengan Pandangan Ulama
6
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
Terkini
Lihat Semua