Presiden Iran Lancarkan Serangan terhadap AS di PBB
NU Online · Rabu, 26 September 2007 | 03:48 WIB
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memanfaatkan pidatonya dalam Sidang Majelis Umum PBB, Selasa (25/9), untuk melancarkan serangan luas terhadap Amerika Serikat (AS), dan menuduhnya melanggar hak asasi manusia.
Dalam pidatonya yang panjang lebar, Ahmadinejad geram dengan pemerintah Presiden AS George W. Bush, yang sebelumnya telah memanfaatkan pidatonya di Sidang Majelis PBB untuk berbicara mengenai hak asasi manusia dan kebebasan, terutama di Irak.<>
"Sayangnya, hak asasi manusia kian dilanggar oleh kekuatan-kekuatan (negara) tertentu, terutama oleh mereka yang berpura-pura menjadi penganjur eksklusifnya," terang Ahmadinejad, tanpa menyebut nama AS.
"Mendirikan penjara rahasia, menculik orang, mengadili dan menghukum orang secara rahasia tanpa mempedulikan proses yang semestinya, penyadapan luas percakapan telepon, mencegat surat pribadi ... telah lazim dan umum terjadi," katanya.
Kursi delegasi AS terlihat kosong selama pidato Ahmadinejad.
Dalam pidatonya, Ia juga mengecam invasi pimpinan AS atas Irak, yang ia katakan "diduduki di bawah dalih penggulingan diktator dan keberadaan senjata pemusnah massal."
"Sayangnya, kita menyaksikan kebenaran pahit bahwa sebagian negara tak menghargai sebagian bangsa atau manusia dan satu-satunya yang menjadi masalah bagi mereka adalah diri mereka sendiri, partai politik mereka dan kelompok mereka," kata Ahmadinejad.
"Dalam pandangan mereka, hak asas manusia sama saja dengan keuntungan bagi perusahaan mereka dan teman-teman mereka. Hak dan kedaulatan rakyat Amerika juga sedang dikorbankan demi keinginan rakus mereka yang memegang kekuasaan," tambahnya.
Dalam kesempatan lain, Ahmadinejad berusaha menjernihkan pernyataannya yang "menyerukan penghancuran Israel" dengan menyamakan hilangnya negara Yahudi itu dari dunia dengan bubarnya Uni Sovyet.
Ahmadinejad mengatakan, rakyat Palestina seharusnya dapat memberikan suara untuk menentukan kemerdekaan mereka, dan ia menyatakan bahwa itu berarti Israel tak lagi menjadi satu negara.
"Uni Sovyet: mana itu sekarang sebagai suatu kesatuan? Ia telah hilang," kata Presiden Iran kepada wartawan saat menanggapi pertanyaan mengenai pernyataan pada waktu lalu tentang Israel.
"Apakah itu terjadi melalui perang? Tidak, itu terjadi melalui pilihan rakyat. Jadi, biarkan rakyat Palestina memutuskan buat diri mereka," katanya lagi seperti dikutip sumber AFP. (dar)
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Cerpen: Tirakat yang Gagal
4
Jamaah Haji Indonesia Diimbau Tak Buru-buru Thawaf Ifadhah, Kecuali Jamaah Kloter Awal
5
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
6
Jamaah Haji Indonesia Bersyukur Tuntaskan Fase Armuzna
Terkini
Lihat Semua