Warta

PPP Juga Berharap Dapat "Berkah Pemilu" dari NU

NU Online  ·  Senin, 29 Maret 2004 | 06:02 WIB

Jakarta, NU Online
Tidak hanya PKB yang  berharap mendapat "berkah"  aliran suara dari NU. PPP yang dalam sejarah pembentukannya  terkait dengan Partai NU, juga berusaha mendapatkan  limpahan suara warga NU pada pemilihan umum mendatang.

 “90 % massa PPP di Surabaya adalah massa nahdliyin, karena PPP selama ini telah membuktikan sebagai partai Islam yang konsisten dalam memperjuangkan umat Islam, terutama NU. Saya yakin 90% warga NU akan kembali ke PPP,’’ ujar  Safiq Mahfud kepada Duta di Surabaya, Kemarin.  Ia menyatakan optimis PPP akan mendapatkan dukungan warga NU

<>

Ratusan kader dan simpatisan PPP Surabaya memadati Lapangan Kandangan Benowo, Ahad (28/3). Mereka mengikuti kampanye yang digelar di daerah pemilihan (dapil) 5. Dalam kampanye itu, PPP menghadirkan jurkam nasional mereka,  yaitu Dewan Pakar PPP Pusat, KH Asnawai Latief, KH Yusuf Nasip. Ketua DPC PPP Surabaya, Abdul Wachid Harijanto juga tampak hadir.  Selama kampanye ratusan kader dan simpatisan PPP dihibur musik qosidah dan pemberian door prize dari panitia penyelenggara.

Soal hubungan NU dan PPP, dalam sejarah fusi partai politik memang pada 5 Januari 1975, NU adalah salah satu pembentuk PPP. Kehendak pemerintah Orde Baru  untuk menyederhanakan puluhan partai dalam dua partai politik, PPP dan PDI  dan satu ormas Golkar memang tidak dapat dihindarkan.  Oleh karena banyak "dicurangi" pada Pemilu 1982,  prosentase NU tidak lagi mengacu ke perolehan pada pemilu 1971 (NU mayoritas di PPP), maka NU mulai berpikir mundur.

Keputusan keluar dari partai politik kemudian dikukuhkan dalam  Muktamar di Situbondo. Setelah itu, massa NU menjadi massa mengambang  hingga akhirnya melahirkan "bayi baru" bernama PKB.

Kini, menjelang Pemilu, baik PKB maupun PPP berebut "berkah" dari NU.    Sebagaimana dituturkan oleh Ketua PBNU H  A. Bagdja kepada NU Online beberapa waktu lalu, NU tidak mengambil sikap apa-apa dalam Pemilu mendatang, sebab sudah ada keputusan Muktamar Yogya dan Muktamar Kediri sebagai pegangan politik warga NU. (MA)