Warta

Polling KMKB Itu Murni Tanpa Pesan Sponsor

NU Online  ·  Selasa, 3 Juni 2003 | 09:46 WIB

Jakarta, NU.Online
Polling yang digelar Kaukus Muda Kebangkitan Bangsa (KMKB) pada saat Mukernas dan  Munas Alim Ulama PKB, bukan sekedar latah tapi bertujuan murni menggali  potensi ulama NU, "tidak ada pesan sponsor", ungkap Muhammad khadziq, sekretaris KMKB,  ketika dihubungi NU.Online

Hasil polling yang menginginkan agar calon mendatang berasal dari kalangan internal NU itu digagas untuk mengetahui pandangan ulama terhadap calon presiden mendatang dan mencari figur calon presiden yang dapat membawa bangsa ini keluar dari belitan krisis sekaligus upaya kader muda NU untuk menjawab kebuntuan komunikasi di kalangan NU-PKB selama ini.

<>

Relasi yang terjalin antara NU dan PKB selama ini memang perlu ditegaskan kembali posisinya secara tepat. Posisi NU sebagai organisasi sosial keagamaan dengan gerakan kulturalnya yang strategis memang mengharuskan terbukanya peluang untuk melakukan gerakan lintas kelompok. Bentuk mediasi yang paling sesuai dengan realitas kedirian NU maupun PKB adalah mediasi kultural bukan semata-mata struktural yang berlangsung secara intensif, kontinyu, dan memperhatikan benar faktor kekinian. Dan upaya-upaya yang dilakukan kaum muda (seperti polling ini misalnya) juga tidak lepas dari konteks untuk membangun komunikasi yang "bernas dan cerdas", komunikasi dua arah yang membangun pengertian dan tanpa prasangka.

Pendekatan melalui media polling ini memang pada awalnya hanya konsumsi publik pada saat mukernas saja, namun melihat antusiasme responden dan efektifvitas untuk membentuk opini di kalangan Ulama dan Tokoh NU, langkah-langkah ini akan diteruskan untuk menjajagi potensi aspirasi dan kesiapan warga NU menjelang pemilu 2004.  Menurut Khadziq  "Poling ini merupakan test case awal, dari sini kita bisa mengetahui aspirasi warga NU yang beragam",.  Buktinya dari pooling tersebut, banyak juga suara ulama yang menghendaki  Pak  Hasyim sebagai capres, selain Gus Dur. jadi media polling ini adalah salah satu media alternatif untuk menampung aspirasi Ulama yang terpendam.

Pendekatan Polling yang dilakukan secara deskriptif persuasif kepada setiap kyai dan tokoh itu selain menjaring  aspirasi ulama juga "diharapkan mereka lebih jujur, lebih santai dan dalam nuansa yang obyektif", tambah Khadziq.  Metode polling dilakukan dengan mewawancari dan membacakan secara langsung questioner kepada para Kyai meliputi 16 pertanyaan beragam seputar capres dan figur presiden mendatang dan ke depan  akan di upayakan polling yang lebih komprehensif dan bisa dipertanggung jawabkan metodologinya. Rencananya pada bulan September 2003  diadakan juga poliing serupa  dengan responden para  tokoh ulama dan kyai NU di dati I dan II di seluruh Indonesia.

Ditanya tentang validitas polling, Khadziq menjawab "Berdasarkan evaluasi terakhir hasil dari polling tersebut cukup obyektif dan sampling eror-nya sedikit sekali" imbuhnya mengakhiri pembicaraan(Cih)