Warta

Pesantren Sebagai Tempat yang Toleran

NU Online  ·  Selasa, 3 Juni 2003 | 17:41 WIB

Jakarta NU Online
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan sikap hidup yang menghargai toleransi antar umat beragama. Dari sekian banyaknya kekerasan yang akhir-akhir ini terjadi, tak satupun yang berkaitan dengan pesantren yang dikelola warga NU.

Demikianlah yang membuat kagum Wakil Menteri Luar Negeri Inggris Mike O’Brien sehingga ingin mengetahui secara langsung kehidupan pesantren.dengan mengadakan kunjungan ke Pesantren Assidiqiyah. Duta Besar Inggris Richard Grozney mengatakan “Mike O’Brian Ingin melihat kesan yang hidup tentang pesantren daripada sekedar laporan-laporan yang dikirimkan ke Inggris”.

<>

O’Brian adalah pejabat Inggris yang bertanggungjawab untuk wilayah Timur Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, serta Afrika Timur dan Utara. Dalam kunjungannya ke Indonesia yang rencananya berlangsung 3-4 Juni 2003 ia juga akan bertemu dengan presiden Megawati untuk membahas berbagai masalah termasuk isu terorisme global.

Dalam kesempatan kunjungan ke pesantren Assidiqiyah ia memberikan banyak wejangan kepada para santri untuk lebih giat belajar. “Saat ini merupakan saat buat belajar bagi anda kalian semua” ungkap O’Brian. Banyak profesi yang tersedia bagi para generasi muda seperti dokter, pengusaha ataupun politisi

Ia juga menginginkan agar para santri mempelajari agama lain agar bisa saling memahami dan bisa bekerja sama dengan lebih baik sehingga bisa menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih aman.

Pemilihan tempat kunjungan ke pesantren Assidiqiyah yang diasuh oleh KH Nur Iskandar SQ didasarkan pada alasan bahwa pesantren tersebut cukup toleran terhadap agama lain. KH Nur Iskandar dalam pembukaannya mengatakan bahwa pesantrennya telah mengadakan pertukaran pelajar dengan sekolah Katolik sebanyak 50-60 anak untuk saling memahami antar agama, selain kegiatan pesantren anak jalanan yang dikelolanya.

KH Nur Iskandar mengatakan bahwa tujuan kunjungan O’Brian ke pesantren adalah untuk membuktikan bahwa Indonesia bukanlah sarang terorisme. Pesantren merupakan tempat yang menghargai pemeluk agama lain. “Bahkan ketika terjadi kerusuhan dan pembakaran geraja para santri saya perintahkan untuk menjaga geraja” ungkap Nur Iskandar.

Acara tersebut juga merupakan tindak lanjut dari kunjungan PBNU ke Inggris beberapa waktu lalu. PBNU dalam acara tersebut diwakili oleh Abdul Wahid Maktub karena KH Hasyim Muzadi tidak dapat hadir.

Dalam dialog dengan para santri O’Brian menjanjikan akan memberikan buku-buku pelajaran bahasa Inggris karena dalam dialog tersebut terungkap bahwa para santri tidak mengalami kesulitan dalam belajar bahasa Arab tetapi kesulitan belajar bahasa Inggris.(mkf)