Pesantren Harus Berbenah Sambut Suramadu

Pamekasan, NU Online
Lembaga pendidikan pesantren perlu berbenah diri memperbaiki kualitas dan profesionalisme sistem pendidikan, guna menyambut industrialisasi Madura pascaberoperasinya jembatan Surabaya-Madura (Suramadu).

"Hal ini perlu dilakukan mengingat pada masa yang akan datang, keberadaan lembaga pendidikan pesantren akan sangat dibutuhkan masyarakat Madura," kata bagian hubungan masyarakat (Humas) Forum Musyawarah Ulama (FMU) Pamekasan, Drs.K.H. Fadholi Moh Ruham.<>

Kondisi lembaga pendidikan pesantren di Pamekasan secara khusus dan Madura pada umumnya selama ini nisbi kurang memadai. Padahal, pendidikan ponpes merupakan lembaga pendidikan alternatif di Madura.

Siswa dan santri pondok pesantren lebih banyak dibanding siswa sekolah umum negeri, semisal SMP Negeri, SMA Negeri dan SMK Negeri di Madura.

Hanya saja, lanjut Fudholi yang juga anggota komisi E DPRD Jawa Timur tersebut, kualitas prasarana dan sarana lembaga pendidikan di pondok pesantren masih kurang memadai, walaupun akhir-akhir ini kondisinya di sebagian pondok sudah mulai membaik.

"Saya kira pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terhadap keberadaan pondok pesantren di Madura. Sebab lembaga ini merupakan benteng pertahanan moral bagi kalangan generasi muda nantinya," kata Fudholi Moh Ruham.

Di Pamekasan saja, kata dia, jumlah lembaga pondok pesantren mencapai 6.000 pondok pesantren sesuai data Kantor Departemen Agama (Kandepag) Pemkab Pamekasan. Sementara lembaga pendidikan umum milik pemerintah hanya berjumlah puluhan.

"Kenapa saya katakan sebagai benteng pertahanan moral, karena di pondok pesantren inilah pembinaan moral terhadap para santri gencar dilakukan," katanya menambahkan.

Pendidikan pondok pesantren, akan tetap menjadi pendidikan alternatif dan favorit nantinya jika dikelola secara profesional, dikemas lebih bagus dan bisa memberikan bekal keterampilan kepada anak didiknya. (ant/mad)