Demi memantapkan penerapan sistem pertanian organik, sejumlah petani Jombang menggelar pelatihan pembuatan pestisida dan pupuk cair organik, Ahad (7/6). Pelatihan itu dimaksudkan agar petani mampu memanfaatkan dan mengelola sumberdaya alam disekitarnya dalam mengelola lahan pertanian.
Dikatakan Muhammad Subhan, Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU) Jombang, dalam mengelola pertanian dengan sistem organik, petani harus memiliki kemampuan membaca potensi alam sekaligus memanfaatkannya sebagai bahan yang berguna bagi tanaman. Dalam menerapkan sistem pertanian organik kebutuhan pupuk dan pestisida dapat dipenuhi oleh petani secara mandiri tanpa harus membeli.<>
“Disekitar kita banyak potensi yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk dan pestisida, baik dari limbah tanaman maupun kotoran ternak. Makanya, kita perlu memanfaatkan potensi yang ada agar nantinya tidak terjebak pada sistem pasar yang dikuasai perusahaan pupuk,” katanya dihadapan peserta pelatihan pembuatan pestisida dan pupuk cair organik yang sebagian besar diantaranya merupakan kader muda NU.
Ditambahkan, salah satu masalah yang menghimpit para petani pada saat ini adalah ketidakberdayaan petani saat berhadapan dengan politik perdagangan komoditas pertanian yang selalu merugikan petani. .
“Makanya petani harus memiliki kemampuan mengelola potensi alam agar tidak mudah dipermainkan, dan yang harus kita tegaskan, bertani organik tidak harus membeli,” tandas M. Subhan dalam acara yang digelar oleh Lakpesdam NU bekerjasama dengan LP2NU Jombang.
Ketua Lakpesdam NU Jombang, Muhammad Hasyim, mengatakan, untuk meningkatkan kualitas produksi pertanian dibutuhkan modal yang cukup. Namun, modal terpenting yang harus dimiliki petani adalah pengetahuan. “Tidak selalu harus dalam bentuk uang. Tetapi ide, konsep dan pengetahuan juga merupakan faktor penting yang turut berpengaruh besar terhadap keberhasilan usaha tani,” ujarnya.
Sementara, salah seorang petani asal Desa Pulorejo, Tembelang, Jombang, Ngatiman, mengaku terbantu pengetahuannya setelah beberapa kali mengikuti training pertanian organik. “Saya jadi belajar banyak bagaimana mengolah makan ternak dari sampah padi hanya dengan menggunakan bakteri dari bahan bahan organik serta pengetahuan tentang pertanian lainnya,” kata Ngatiman. (ms/nor)
Terpopuler
1
Santri Kecil di Tuban Hilang Sejak Kamis Lalu, Hingga Kini Belum Ditemukan
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Sound Horeg: Pemujaan Ledakan Audio dan Krisis Estetika
4
Perbedaan Zhihar dan Talak dalam Pernikahan Islam
5
15 Ribu Pengemudi Truk Mogok Nasional Imbas Pemerintah Tak Respons Tuntutan Pengemudi Soal ODOL
6
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
Terkini
Lihat Semua