Warta

Pertanian Organik Tidak Harus Membeli

NU Online  ·  Senin, 8 Juni 2009 | 04:05 WIB

Jombang, NU Online
Demi memantapkan penerapan sistem pertanian organik, sejumlah petani Jombang menggelar pelatihan pembuatan pestisida dan pupuk cair organik, Ahad (7/6). Pelatihan itu dimaksudkan agar petani mampu memanfaatkan dan mengelola sumberdaya alam disekitarnya dalam mengelola lahan pertanian.
 
Dikatakan Muhammad Subhan, Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU) Jombang, dalam mengelola pertanian dengan sistem organik, petani harus memiliki kemampuan membaca potensi alam sekaligus memanfaatkannya sebagai  bahan yang berguna bagi tanaman. Dalam menerapkan sistem pertanian organik  kebutuhan pupuk dan pestisida dapat dipenuhi oleh petani secara mandiri tanpa  harus membeli.<>
 
“Disekitar kita banyak potensi yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk dan pestisida, baik dari limbah tanaman maupun kotoran ternak. Makanya, kita perlu memanfaatkan potensi yang ada agar nantinya tidak terjebak pada sistem pasar yang dikuasai perusahaan pupuk,” katanya dihadapan peserta pelatihan pembuatan pestisida dan pupuk cair organik yang sebagian besar diantaranya merupakan kader muda NU.
 
Ditambahkan, salah  satu masalah yang menghimpit para petani pada saat ini adalah ketidakberdayaan petani saat berhadapan dengan politik perdagangan komoditas  pertanian yang selalu merugikan petani. .

“Makanya petani harus memiliki kemampuan mengelola potensi alam agar tidak mudah dipermainkan, dan yang harus kita tegaskan, bertani organik tidak harus membeli,” tandas M. Subhan dalam acara yang  digelar oleh Lakpesdam NU bekerjasama dengan LP2NU Jombang.
 
Ketua Lakpesdam NU Jombang, Muhammad Hasyim, mengatakan, untuk meningkatkan kualitas produksi pertanian dibutuhkan modal yang cukup. Namun, modal terpenting yang harus dimiliki petani adalah pengetahuan. “Tidak selalu harus dalam bentuk uang. Tetapi ide, konsep dan pengetahuan juga merupakan faktor penting yang turut  berpengaruh besar terhadap keberhasilan usaha tani,” ujarnya.
 
Sementara, salah  seorang petani asal Desa Pulorejo, Tembelang, Jombang, Ngatiman, mengaku terbantu pengetahuannya setelah beberapa kali mengikuti training pertanian organik. “Saya jadi belajar banyak bagaimana mengolah makan ternak dari sampah padi hanya dengan menggunakan bakteri dari bahan bahan organik serta pengetahuan tentang pertanian lainnya,” kata Ngatiman. (ms/nor)