Pertahankan Kesenian Rebana sebagai Kegiatan Ekstrakulikuler
NU Online · Kamis, 6 November 2008 | 08:40 WIB
Di tengah arus deras era globalisasi, rebana sebagai salah satu kesenian yang bernuansa islami kini tak lagi mendapat tempat di hati khalayak. Hal itu sangat berbeda pada beberapa tahun yang lalu.
Maka, tak salah jika civitas akademika SMA Islam Jepara, Jawa Tengah, sekolah menengah yang berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jepara tetap mempertahankan rebana sebagai salah satu kegiatan ekstrakulikuler.<>
Muhammad Asy'ari, pembina ekstra rebana menuturkan, meski anggota ekstra yang rutin dilakukan setiap hari senin ini tidak memiliki banyak anggota namun dirinya optimis untuk tetap melestarikan kesenian rebana yang hampir punah.
"Saat ini rebana tak laku lagi di pasaran, maka hal yang terpenting adalah upaya nguri-nguri agar kesenian ini bisa tetap lestari," kata Asy'ari saat ditemui kontributor NU Online Syaiful Mustaqim, Selasa (4/11).
Boleh dikata, dia merupakan pemrakarsa berdirinya ekstra rebana yang telah berjalan selama kurang lebih dua tahun, setelah sebelumnya mengalami kemandegan karena tidak ada peminatnya.
Hal itu berbeda saat Asy'ari masih menempuh studi di sekolah ini lima tahun yang lalu, setidaknya dia berhasil meminta bantuan berupa alat rebana kepada Departemen Agama Kabupaten Jepara, meski bantuannya hanya berupa 4 terbang atau alat musik tabuh.
Oleh karena itu, bagi dia cara ampuh untuk mengeksiskan kegiatan rebana, alumnus tahun 2003 ini menggabungkan dua elemen. Yakni, siswa dan siswa santri atau siswa yang berdomisili di pesantren Nurul Fatah (pesantren milik SMA Islam). Sejak saat itu, kegiatan ekstra rebana berjalan dengan lancar.
Ketua ekstra rebana, Maskan menyatakan meski tidak banyak panggilan untuk pentas ke luar namun di internal sekolah dalam setiap tahun melakukan beberapa kali pentas.
"Rebana Nurul Fatah turut memeriahkan acara Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), perpisahan sekolah dan beberapa kali mengikuti lomba," kata Maskan siswa SMA Islam dan santri di pesantren Nurul Fatah.
Dia mengaku keikutsertaannya di ekstra rebana merupakan upaya mempertahankan kesenian yang kurang mendapat perhatian di hati para teman-temannya. Lebih lanjut lelaki yang berkulit sawo matang ini juga ingin syiar Islam melalui kesenian rebana. (nam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
5
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua