Warta

Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren Perlu Dorong Tradisi Akademik Kritis

NU Online  ·  Selasa, 13 Oktober 2009 | 03:32 WIB

Pati, NU Online
Lembaga pendidikan pesantren yang terkenal dengan tradisionalisnya merupakan lembaga yang unik. Kehidupan di pesantren merupakan suatu bentuk miniatur kehidupan di masyarakat, dimana proses kemandirian sebagai pola pendidikan utama yang diterapkan

Demikian dikatakan Dr KH Sahal Mahfudz dalam sambutannya pada acara pembukaan Studium General di Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali’ul Falah Waturoyo Margoyoso Pati, Senin (12/09).<>

Acara yang dilaksanakan di aula auditorium STAI Mathali’ul Falah dihadiri oleh mahsiswa baru angkatan tahun 2009 dan beberapa tamu undangan. Dalam sambutannya Kiai Sahal juga mengungkapkan “STAI Mathali’ul Falah merupakan satu-satunya perguruan tinggi berbasis pesantren yang berada di Indonesia”.

Prof Drs H Akh Minhaji, PhD sebagai narasumber secara detail menjelaskan bahwa Perguruan tinggi di pesantren perlu mendorong lahirnya tradisi akademik yang kritis berguna secara teoritis maupun praktis sehingga lahir umat yang handal dalam hal science dan technology.

Dalam konteks global saat ini diperlukan lahirnya umat yang mandiri dan berkepribadian yang berlandaskan pada identitas dan kemampuan diri dan semuanya harus ditopang dengan integritas moral yang tinggi.

Dr KH Said Agil Siradj, MA yang juga sebagai narasumber dalam studium itu menjelaskan, dalam dunia akademik dewasa ini perlu diwujudkan nilai-nilai pesantren karena peradaban dalam dunia akademik kita akhir-akhir ini telah tercabik-cabik yang disebabkan oleh kita sudah mulai menjauhi idealisme moral.

“Islam bukanlah agama aqidah syari’ah. Apabila resentasiaqidah dan syari’ah hanyalah 10 % yang lainnya adalah peradaban akhlak dan budaya. Tugas seorang umat muslim adalah bagaimana tidak hanya mendoktrin aqidah syari’ah (halal-haram) akan tetapi bagaimana doktrin yang disampaikan adalah kebenaran ilmiah,” katanya.

Ditambahkannyta, perguruan tinggi diharapkan mampu menelurkan kader-kader akademik militan yang tak melupakan budaya-budaya pesantren yang sarat dengan kearifan. Pesantren yang merupakan lembaga sarat dengan kemandirian sangat menjunjung tinggi etika dan ilmu pengetahuan yang berjalan beriringan. Karena Ilmu yang tidak disertai etika ibarat kaki yang pincang, begitu juga sebaliknya. Hal itu yang sejak zaman dahulu sebagai dasar pola pendidikan di pesantren. (afb)