Warta

Pengajian Wahidiyah Tetap Digelar, Pengamanan Super Ketat

NU Online  ·  Senin, 12 Oktober 2009 | 12:01 WIB

Pamekasan, NU Online
Meski panggung yang akan dijadikan tempat ibadah pengikut jama'ah wahidiyah di Dusun Sumber Wangi Satu Desa Bandaran Kecamatan Tlanakan, Pamekasan telah dibongkar paksa ribuan warga. Namun, kegiatan yang menitik beratkan amalan shalawat itu dipastikan tetap digelar.

Hal itu setelah, panggung berukuran 5x6 meter itu dipindahkan di Desa Ambat Kecamatan Tlanakan atau di halaman belakang madrasah. Sejatinya, acara yang menghadirkan Romo KH Hadratul Mukarrom Abdul Latif RA, Pengasuh Pondok Pesantren (ponpes) Kedunglo Al Munadharoh Kediri itu akan dilaksanakan malam ini pukul 19.00 di Desa Bandaran. Namun, warga yang tidak terima kehadiran wahidiyah langsung membongkar paksa panggung.<>

"Acara tetap digelar. Kalau wahidiyah dibilang aliran itu salah besar. Ini adalah amalan sholawat. Dan, saya rasa pembongkaran panggung oleh warga, bukan karena wahidiyah sesat. Tetapi, karena kami tidak sowan pada kades setempat. Untuk hal ini kami minta maaf," kata Ketua Departemen Pembinaan dan Penyiaran Wahidiyah Pamekasan, Kiai Abdul Kholiq Fand, Senin (12/10) kepada beritajatim.com.

Dikatakan, pihaknya tetap menggelar kegiatan tersebut di Desa Ambat. "Sebagian jama'ah sudah datang ke sini. Mayoritas dari luar Madura," ujarnya.

Mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Kapolres Pamekasan, AKBP Mas Gunarso melalui Kapolsek Tlanakan, AKP Bambang mengaku siap untuk mengamankan jalannya kegiatan. Pihaknya akan menerjunkan 50 personel yang diambil dari tiga polsek sekaligus.

"Yakni, Polsek Tlanakan, Kota dan Proppo. Selain itu, ada tambahan dari intel," tegasnya.

Pihaknya berharap, warga bisa menghormati kegiatan jama'ah wahidiyah. Pasalnya, wahidiyah merupakan amalan bukan aliran. "Saya yakin masyarakat membantu tugas kami untuk turut serta mengamankan kegiatan itu," pungkasnya. (mad)