Jakarta, NU.Online
Sejumlah pemimpin dunia yang berbicara pada Sidang Tahunan Majelis Umum (ST-MU) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Selasa setuju dengan desakan sejumlah pihak agar organisasi dunia PBB direformasi mengingat semakin besarnya tantangan yang dihadapi dunia saat ini.
Presiden Megawati Soekarnoputri, Presiden Perancis Jaques Chirac dan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan adalah tiga pemimpin yang secara tegas menyebutkan perlunya reformasi tersebut ketika ketiganya menyampaikan pidato di depan para pemimpin serta diplomat dari negara lain yang hadir di Markas Besar PBB New York, seperti dikutip Antara.
<>Presiden Megawati yang membacakan pidatonya dalam bahasa Inggris mengatakan, diperlukan perubahan yang fundamental di tubuh PBB untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memberikan kontribusi yang lebih konstruktif dalam kehidupan manusia di dunia. "Kita harus punya keberanian untuk mengkaji ulang dan
memberdayakan badan-badan serta metode kerja PBB," kata Presiden yang tampil dengan mengenakan kebaya warna merah dilengkapi selendang bermotif penuh bunga.
Chirac yang bicara jauh sebelum Presiden Megawati juga mengungkapkan hal serupa. Menurut Chirac, PBB harus diubah untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada selama ini. "Untuk memenuhi misi-misinya dan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, PBB harus diubah. Demokrasi, otoritas dan kemanjuran harus milik kita," katanya.
Kofi Annan yang tampil pidato pertama justru mengangkat masalah eformasi tersebut terlebih dahulu. Menurut Annan, PBB saat ini arus memutuskan apakah diperlukan perubahan yang radikal atau perubahan di Dewan Keamanan (DK) yang dibicarakan pada tingkat
tinggi.
Masalah reformasi di tubuh PBB tersebut menjadi satu dari tiga hal utama yang dibicarakan sejumlah Kepala Negara yang berbicara pada Selasa tersebut. Dua isu lainnya adalah masalah Timur Tengah dan terorisme. Namun, sejumlah Kepala Negara, termasuk Presiden
Megawati menyebutkan bahwa masalah Timur Tengah dan terorisme adalah saling terkait.
Pada bagian lain pidatonya, Presiden Megawati mendesak semua pemimpin dunia untuk membicarakan akar permasalahan utama dalam konflik berkepanjangan di Timur Tengah dan menyelesaikannya karena dipercayai bahwa konflik di kawasan tersebut menyebabkan maraknya aksi terorisme di seluruh dunia.
"Sebagai Kepala Negara dari negara Muslim terbesar di dunia, saya mengajak semua pemimpin dunia untuk memberikan perhatian yang serius pada masalah ini," kata Presiden dalam pidato yang dibacakannya dalam bahasa Inggris di depan Sidang Tahunan Majelis Umum (ST-MU) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Selasa sore waktu setempat atau Rabu dinihari waktu Indonesia.
"Melalui forum ini, saya menyerukan para pemimpin dunia untuk membuka hati untuk melibatkan diri dalam isu yang kritis bagi perdamaian dunia, kesejahteraan manusia dan nasib manusia. Saya percaya kita dapat menyelesaikan tugas suci ini jika kita siap untuk melihat permasalahannya dengan hati dan pikiran yang jernih,"
Presiden menegaskan pada bagian lain pidatonya itu. Keinginan untuk mengatasi akar permasalahan dalam konflik di Timur Tengah itu juga dibicarakan oleh Pemimpin dunia lainnya yang berbicara pada forum perdebatan umum tersebut.
Presiden Chirac juga menyuarakan apa yang disampaikan Presiden Megawati itu. Bahkan kata Chirac, perlu diselenggarakan konferensi internasional untuk menuntas akar permasalahan yang terjadi di Timur
Tengah sampai saat ini. (Mkf)
Â
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
3
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
4
Jumlah Santri Menurun: Alarm Pudarnya Pesona Pesantren?
5
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
6
Badai Perlawanan Rakyat Pati
Terkini
Lihat Semua