Warta

Pelantikan Pengurus Ansor Jatim Jadi Ajang "Islah"

NU Online  ·  Sabtu, 5 Februari 2005 | 01:51 WIB

Surabaya, NU Online
Acara pelantikan Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Ansor Jatim di Surabaya, Jumat malam hingga Sabtu dinihari menjadi ajang "islah" antara NU dengan organisasi badan otonom (Banom)-nya itu. Ketua PWNU Jatim KH Ali Maschan Moesa tampaknya  beseberangan dengan Ansor karena bedanya pilihan politik pada pemilu pemilihan presiden yang lalu tampak hadir di acara pelantikan.

Ali Maschan datang ke acara itu bersama dengan Ketua Umum PP GP Ansor Saifullah Yusuf yang Menneg Pembangunan Daerah Tertinggal, Ketua DPW PKB Jatim Choirul Anam dan Sekdaprop Jatim Dr Soekarwo. Dalam sambutannya, dosen IAIN Sunan Ampel yang sempat mengkritik bahwa Ansor seolah-olah menjadi badan otonom PKB daripada NU itu seperti biasanya lebih banyak bergurau.

<>

Kedatangan pimpinan NU Jatim awalnya tidak terlihat sebagai ajang islah, namun kemudian menjadi lain ketika Saifullah Yusuf didaulat memberi sambutan. Saiful mengawali dengan menyebutkan bahwa pidato Ali Maschan sangat sejuk dan membuat dirinya tenang. Pernyataan itu membuat tertawa pengurus Ansor se Jatim yang hadir malam itu, sedangkan Ali tampak tersenyum. "Ini berbeda dengan tahun-tahun yang dulu. Karena itu malam ini saya ingin betul-betul menjadi makmum. Kalau Ketua NU pidatonya seperti itu, insya Allah Ansor akan menjadi tenang," katanya.

Ia melanjutkan, pimpinan NU itu seharusnya memang bersikap sebagai semacam SC yang bisa mengarahkan badan otonomnya. "Ketua SC tidak boleh mendukung-dukung, tapi tidak apa-apa, ini kan masa pancaroba," kata mantan aktivis HMI Jakarta itu. Setelah itu Saiful melanjutkan dengan memberikan arahan terhadap kader Ansor dan berbicara tentang kondisi Indonesia saat ini.

Namun di akhir pidatonya, ia kembali ke topik hubungan NU dengan Ansor. Saat itu ia meminta Ansor tidak keluar dari nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh alim ulama. "Sehingga perjuangan Ansor tidak ngawur. Tapi kalau Ansor sedikit beda dengan NU itu biasa, selama tidak menyimpang dari nilai ahlussunnah waljamaah. Insya Allah ke depan pilihan Ansor dengan NU sama," katanya.

Politisi asal PKB itu kemudian menyebutkan bahwa semua pimpinan NU yang pada pemilu pilpres lalu banyak mendukung pasangan Megawati-Hasyim Muzadi itu adalah PKB. "Orang-orang NU semua PKB. Pak Hasyim PKB, Pak Ali Maschan PKB, Mbah Idris (KH Idris Marzuki dari Lirboyo, Kediri) PKB juga. Cuma memang menjelang pemilu yang lalu banyak yang menyamar, jadi PDIP ada yang jadi PPP," katanya.

Sementara itu, kepengruusan Ansor Jatim periode 2005-2009 dibawah kepemimpinan MH Rofiq itu dibantu oleh Sekretaris Muhibbin Zuhri dan wakil ketua terdiri atas Hidayat, M Hanif, Abdullah Saleh, Rohmat Mustakim, Abu Muslih, Saiful Bahri dan bendahara Muchit. Kepengurusan Ansor saat ini terlihat ada penambahan lembaga, yakni Lembaga Pengembangan Ekonomi yang personelnya merupakan pelaku bisnis dari segala strata. "Penambahan lembaga baru ini untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat dan anggota Ansor. Diharapkan Ansor akan lebih banyak memberikan manfaat bagi kebaikan umat," ujarnya seperti dikutip ANTARA.(cih)