Warta

PDT Libatkan Pesantren Bangun Daerah Perbatasan

NU Online  ·  Selasa, 6 April 2010 | 03:35 WIB

Jakarta, NU Online
Upaya inovatif terus dilakukan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) untuk membangun kawasan perbatasan. Salah satunya dengan melibatkan pesantren yang berada di perbatasan untuk pengembangan wilayah, yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

"Keberadaan pesantren di perbatasan memiliki arti strategis karena selain menjaga wilayah juga akan mengembangkan potensi-potensi yang ada di daerah perbatasan," kata Menteri PDT, Helmy Faishal Zaini, di kantor PDT, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Senin (5/4).<>

Untuk membangun wilayah perbatasan berbasis pesantren, pihaknya nantinya akan bekerjasama dengan beberapa pesantren yang concern dalam dakwah di perbatasan. Selain itu, juga akan diupayakan kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama untuk membangun pendidikan di sana.

"Kehadiran pesantren di daerah perbatasan diharapkan bisa meningkatkan pendidikan anak-anak di perbatasan," tegasnya.

Arti strategis lain dengan kehadiran pesantren di perbatasan untuk mendukung percepatan pembangunan kawasan perbatasan yang selama ini sangat tertinggal. Apalagi dibanding perbatasan milik daerah tetangga yang sudah cukup maju dan sejahtera.

"Jika kemarin kita sudah kerjasama dengan Kementerian Kesehatan untuk membangun puskesmas di perbatasan Sambas, kita berharap berharap kerjasama dengan kementerian lain dalam hal pendidikan dan infrastruktur perbatasan," tegasnya.

Diakuinya, pembangunan daerah perbatasan masih kurang disentuh dan diperhatikan selama ini. Akibatnya, masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan rasa nasionalismenya rendah, tidak bangga dengan negaranya sendiri. Padahal daerah perbatasan merupakan daerah penting bagi sebuah negara karena berkaitan dengan identitas negara serta pertahanan dan keamanan.

"Karena itu, kita komitmen dan memprioritaskan pembangunan daerah perbatasan dalam program Kementerian PDT. Sebab dari 37 kabupaten yang ada di kawasan perbatasan, 26 di antaranya merupakan daerah tertinggal," katanya. (nam)