PCNU Kota Bogor Gelar Tahlil Agustusan dan 40 Hari Wafatnya Kiai Idham Chalid
NU Online · Selasa, 17 Agustus 2010 | 10:20 WIB
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bogor, Jawa Barat, memadukan acara peringatan proklamasi kemerdekaan 65 tahun Republik Indonesia dengan peringatan 40 hari wafatnya ulama besar NU KH Idham Chalid.
Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bogor, Ustadz Zainullah di Bogor kepada NU Online di Bogor, Selasa, mengemukakan, pihaknya berencana menyelenggarakan refleksi kemerdekaan pada 21 Agustus mendatang yang dikemas juga dengan peringatan 40 hari wafatnya KH Idham Chalid.<>
Peringatan Agustusan ala NU Kota Bogor dibuat berbeda dengan peringatan yang dilakukan kebanyakan masyarakat. Agustusan ala NU dikemas dalam nuansa yang lekat dengan nilai-nilai tradisi Islam yang menjadi ciri khas ormas yang didirikan kaum ulama tersebut.
Peringatan Agustusan ala NU Kota Bogor, lanjut Zainullah, berupa tahlil dan istigotsah atau do'a bersama.
"Kami akan menyelenggarakan tahlil untuk para pahlawan nasional yang telah berjasa memperjuangkan kemerdekaan Indonesia," ujar Zainullah.
Dia melanjutkan, sedangkan istgotsah digelar sebagai do'a bersama bagi keselamatan bangsa.
"Kemerdekaan tidak hanya diraih dengan perjuangan fisik, namun juga dengan doa yang dilakukan para ulama, santri dan umat Islam pada umumnya. Karna itu kami juga akan berdoa bagi keselamatan bangsa," papar dia.
Penyelenggaraan tahlil dan istigotsah Agustusan oleh PCNU Kota Bogor dipadukan dengan peringatan 40 hari wafatnya KH Idham Chalid.
Idham Chalid merupakan tokoh bangsa yang wafat 11 Juli di Cipete Jakarta dan dimakamkan 12 Juli di Pesantren Darul Qur'an Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kiai Idham menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengabdi di NU. Ia pernah menjabat ketua umum PBNU selama 28 tahun yaitu mulain 1956 hingga 1984. Empat tahun sebelumnya Idham pernah menjadi ketua Lembaga Pendidikan Maarif NU PBNU, 1952-1956.
Setelah tak menjabat sebagai ketua umum PBNU, waktu Idham Chalid masih dihabiskan di NU dengan mengemban amanah sebagai rais "Jami'yyah Ahlit Thoriqoh al-Mu'tabaroh an-Nahdliyyah" atau organisasi perkumpulan thoriqot Indonesia yang diakui NU.
Dalam lingkup kepartaian, Kiai Idham merupakan deklarator dan ketua pertama Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Pada lingkup kenegaraan, Idham Chalid juga tercatat cukup lama malang melintang mengabdikan dirinya dengan menduduki sejumlah jabatan mulai anggota DPR RI pada 1949, wakil perdana menteri, menko kesra dan menteri sosial zaman Bung Karno, ketua DPR 1971-1977 serta ketua DPA 1978-1983.
"Kiai Idham Chalid merupakan salah satu tokoh terbesar bangsa yang dilahirkan dari NU. Kami merasa sangat kehilangan atas wafatnya beliau. Karena itu momentum Agustusan kami rangkai dengan tahil memperingati 40 hari almarhum," demikian kata Sekretaris PCNU Kota Bogor, Ustadz Zainullah. (hir)
Terpopuler
1
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
2
Aksi ODOL Tak Digubris Pemerintah, Sopir Truk Mogok Kerja Nasional Mulai 13 Juli 2025
3
Mas Imam Aziz, Gus Dur, dan Purnama Muharramnya
4
Gus Yahya: Sanad adalah Tulang Punggung Keilmuan Pesantren dan NU
5
PM Spanyol Sebut Israel Dalang Genosida Terbesar Abad Ini
6
Al-Azhar Mesir Kecam Pertemuan Sekelompok Imam Eropa dengan Presiden Israel
Terkini
Lihat Semua