PBNU Minta Jamaah NU Membentengi Tradisinya
NU Online · Ahad, 9 Januari 2011 | 14:00 WIB
Kebebasan informasi saat ini telah membawa dampak bagi NU, khususnya dalam mempertahankan ritual amaliahnya. Banyak kelompok yang menyerang tradisi-tradisi NU. Hal ini telah meresahkan warga Nahdliyin di berbagai pelosok.
Demikian disampaikan Katib ‘Aam PBNU, Dr. KH. A. Malik Madany, dalam peringatan hari lahir NU ke-85 di Kecamatan Semin, Gunungkidul, DIY, beberapa waktu<> lalu.
Harlah NU yang diselenggarakan MWC NU Kecamatan Semin, Gunungkidul tersebut tampak hadir H. Muhammad Maksum Mahfoedz (ketua PBNU), KH Asyhari Abta (rais syuriah PWNU DIY), dan para pengurus cabang kabupateng Gunugkidul, serta ribuan warga NU setempat.
Malik Madany menegaskan warga NU harus yakin akan tradisi ritual keagamaannya yang telah diwariskan oleh para salafunashshalih. Sebab, kata Malik, amaliah warga Nahdliyin seperti tahlil, shalawatan, yasinan, memiliki dasar hukum yang kuat.
“Tradisi shalawatan, misalnya, yang telah mengakar di NU sejak lama memiliki landasan dalil yang terang dan kuat,” ungkap Malik Madany seperti yang dilaporkan contributor NU Online Gunungkidul, Ahmad Munir.
Oleh karena itu, paparnya, warga NU harus membentengi tradisi-tradisi tersebut dengan terus melestarikannya. Sebab, banyak kelompok yang saat ini mengikis dan berusaha menghilangkan tradisi baik tersebut.
Dalam kesempata itu, Malik Madany mengharapkan pengurus NU di berbagai lapisan harus terus berusaha memberdayakan ekonomi warganya.
“NU adalah lembaga sosial-keagamaan yang bergerak di bidang sosial dan agama sekaligus. Warga NU harus membentengi tradisinya sekaligus ekonominya,” terangnya.
Sementara itu, kehadiran Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf member warna tersendiri dalam acara itu. Dia memimpin ribuan jamaah melantunkan shalawat nabi bersama dengan khusyu.
Dalam taushiahnya, Habib Syech juga menegaskan akan pentingnya memperkuat tradisi nahdliyah dan memberdayakan umat NU baik dalam segi ekonomi maupun pendidikan.
Dia mengajak warga NU yang mampu untuk membantu warga NU yang tidak mampu agar sama-sama berdaya dalam ekonomi dan pendidikannya.
“Ciri khas orang NU itu adalah loman (dermawan). Jadi, kalau ada orang ngaku NU tapi pelit, maka patut dipertanyakan ke-NU-annya,” tandasnya. Sebab, menurutnya, para sesepuh NU telah memberikan contoh bagaimana kedermawanan dan keikhlasan mereka dalam membantu umat.
Dalam kesempatan itu, Habib Syech juga mengingatkan warga NU agar berhati-hati dalam berpolitik. Sebab, dalam politik banyak ketidakjujuran yang menyebabkan NU diperjualbelikan.
Banyak kiai sepuh yang diapusi oleh para politisi,” tegasnya. (am)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
5
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua