Warta

PBNU Akan Tertibkan Organ Liar Atas Nama NU

NU Online  ·  Senin, 15 Maret 2004 | 12:48 WIB

Jakarta, NU Online
Belum lama ini bermunculan organisasi gerakan atas  namakan NU. Hal itu membuat pengurus PBNU prihatin, sebab tidak jarang NU hanya dimanfaatkan sesaat. "Mencermati gejala tersebut  Pengurus PBNU dengan Badan Otonom langsung menggelar rapat. Kami sepakat  agar kelompok atau institusi yang mengatasnamakan NU, untuk segera diajak dialog dengan  PBNU. Kami ingin harus ada pelurusan  untuk menghindari dipakainya nama NU untuk kepentingan sesaat, jangka pendek, serta untuk kepentingan politik,"ujar  ketua PBNU Dr Andi Jamaro, kepada NU Online,kemarin.

Dalam pantauan NU Online, menjelang pemilu 2004 ini  memang banyak bermunculan organisasi  non-struktural NU seperti Jaringan Kader Muda NU  (J@rmunu), Barisan Muda NU (BMNU), Forum Komunikasi Generasi Muda NU (FKGMNU), Ikatan Mahasiswa NU   (IMANU) dan lain sebagainya. "Kalau tidak ditertibkan, nanti ada orang datang membuat organisasi Cari Muka di NU alias Carmunu. oleh karena itu, kami harus mengatur. PBNU mengkhawatirkan insitusi ini akan dipakai untuk kepentingan bargaining position oleh karena institusi ini muncul secara sporadic, dan biasanya kurang permanen,"lanjutnya.

<>

Tidak hanya itu, fakta lapangan menunjukkan ideologi keagamaan yang selama ini menjadi merek NU di mata masyarakat luas yaitu,  Ahlussunah Waljamaah juga sering  dipakai dan disalahgunakan oleh kelompok non-NU, seperti Kasus Yamisa (Yayasan Misi Islam Ahlussunah Waljamaah), yang  ujung-ujungnya   justru menyengsarakan dan menipu umat. Keberadaan organisasi seperti ini, tentunya menyesatkan  karena mereka menggangap bahwa yayasan ini adalah bagian tak terpisah dari Kelembagaan NU, sehingga berdampak pada eksistensi NU. Tidak mengherankan,  beberapa masyarakat korban tipuan Yamisa  mengadu ke PBNU. "NU hanya kena getahnya. Oleh karena itu tidak boleh ada kasus lagi ke depan sehingga kami harus mengambil sikap,"tamba doktor dari Makassar ini.

Berpijak dari pengalaman itulah, maka menurut Andi Jamaro, Pihak PBNU akan pro-aktif meminta berdialog dengan mereka  dalam rangka koordinasi kelembagaan. Langkah penertiban PBNU ini  tidak dimaksudkan sebagai  tindakan represif terhadap  aspirasi warga NU non-struktural, namun lebih karena urgensi penyelamatan institusi NU dari tarikan kepentingan sesaat dan catur kekuasaan.

PBNU juga menghargai langkah-langkah konstruktif mereka di dalam menyemarakkan dinamika NU. Tidak bisa dipungkiri keberadaan lembaga-lembaga itu, juga ikut menyuburkan khasanah pemikiran NU, sehingga tampak dinamis,  dan mengalami perkembangan percepatan pemikiran  dan gerakan luar biasa. "Artinya langkah-langkah mereka memiliki kontribusi positif bagi perkembangan NU secara struktural maupun kultural. Keberadaan mereka oleh PBNU juga dianggap sebagai bagian dari perluasan partisipasi warga NU dalam rangka mengemban misi keumatan dan Kebangsaan. Namun tidak bisa dipungkiri pula, langkah-langkah institusi itu seringkali juga kontraproduktif bagi upaya pengembangan NU. Kami akan menertibkan yang tidak beres,"tegasnya.

Pada bagian lain, persoalan ini juga  mencerminkan bahwa  badan otonom NU belum memadai untuk warga NU secara keseluruhan. "Ini sekaligus sebagai  ruang introspeksi diri secara mendalam agar bisa mengembangkan kegaitan dan menampung gerakan sehingga tidak tercecer di lain tempat,"kata Andi. IPNU misalnya, sebagai wadah pelajar  dan pemuda NU teryata semakin tidak  bergigi sehingga banyak anak muda NU membuat  wadah di luar IPNU dan IPPNU  yang kompatibel dengan perkembangan pemikiran dan gerakan  terkini. Institusi seperti ini  bisa menjadi ruang alternatif bagi ekspresi elemen muda NU. Aina Mafar IPNU? Quo Vadis NU?(AA/MA)