Warta

PBNU: 85 Persen Muslim Dunia adalah Sunni

Jum, 25 Januari 2008 | 23:29 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengungkapkan, sebanyak 85 persen umat muslim di dunia merupakan Sunni atau penganut paham Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).

“Selebihnya adalah gerakan politik, seperti Al-Qaeda, Majelis Mujahidin, dan lain sebagainya,” ujar Hasyim di hadapan para peserta Silaturrahim Organisasi Kemasyarakatan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah dan Semiloka: Menggagas Masa Depan Islam Nusantara, di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat (25/1).<>

Namun demikian, katanya, ada hal yang membedakan dalam penerapan ajarannya di masing-masing negara, yakni, faktor budaya, politik kenegaraan, adat istiadat dan hubungannya dengan syariat.

“Contoh, ulama Sunni di Damaskus, Suriah. Banyak ulama yang luar biasa hebatnya, baik dalam pemahaman Islam maupun penerapannya. Sikap mereka keras karena berhadapan dengan Israel atau zionisme,” terang Presiden World Conference on Religions for Peace itu.

Ia menambahkan, kondisi tersebut tentu saja tidak bisa disamakan dengan di Indonesia yang memiliki budaya yang sangat beragam. Suriah merupakan bagian dari kawasan Timur Tengah dengan satu budaya. Sementara, Indonesia adalah negeri tersendiri yang memiliki banyak budaya.

“Dengan demikian, kita tidak bisa menghindari akulturasi budaya. Orang Indonesia bisa menyerap nilai-nilai Islam karena disesuaikan dengan irama budaya setempat,” ujar Hasyim yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur.

Forum silaturrahim itu dihadiri sejumlah perwakilan organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia yang berhaluan Aswaja, antara lain, Tarbiyah Islamiyah, Al-Washliyah, Al-Khairaat, Nahdlatul Wathon, Darut Dakwah wal-Irsyad dan Mathlaul Anwar.

Dalam pertemuan itu dibentuk media komunikasi dengan nama Forum Silaturrahim Islam Nusantara (Forsinu). Selain sebagai sarana komunikasi di antara ormas Islam berhaluan Aswaja, forum itu dibentuk untuk mengembangkan Islam Aswaja di Indonesia.

Aswaja, menurut meraka, kini menghadap ancaman dari luar, yaitu, munculnya ekstrimisme keagamaan dan neoliberalisme. Maka, perlu ada upaya ideologisasi dan sosialisasi Aswaja, terutama kepada generasi muda. (rif)