Jakarta, NU Online
Saat ini 64 persen masyarakat tidak yakin bahwa kepentingan mereka tersalurkan dengan begitu banyaknya partai yang ada di Indonesia. Selain itu 49 persen responden tidak percaya bahwa saat ini partai politik berperan dalam penyampaian aspirasi rakyat.
Temuan tersebut merupakan hasil survey dari Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) ke 13 propinsi di Indonesia terhadap 3000 responden.
<>Berkaitan dengan manakah partai yang dianggap memiliki keperdulian terhadap rakyat 23% responden menganggap partai politik tidak memiliki keperdulian terhadap rakyat. Keadaan ini tentu saja sangat memprihatinkan. Dalam setiap statemen yang mereka keluarkan, jargon yang dikeluarkan adalah pembela rakyat, pembela keadilan, pembela demokrasi, dll tapi semuanya hanya janji-janji palsu belaka.
Namun demikian, partai yang saat ini dianggap memiliki kepedulian terhadap rakyat justru Partai Golkar yang merupakan partai warisan orde baru sedangkan partai yang tumbuh dalam masa reformasi justru dianggap kurang memiliki kepedulian.
Urutan kedua dalam hal kepedulian terhadap rakyat diduduki oleh PDIP yang memperoleh suara 9 persen sedangkan PPP yang juga merupakan partai lama memperoleh 3 persen. Partai yang didirikan oleh warga NU justru dianggap kurang memberi perhatian pada konstituennya. PKB hanya dipilih oleh 2 persen responden.
Karena alasan-alasan seperti itu tercatat paling tidak 19 persen responden kemungkinan akan merubah pilihan partai politiknya yang akan datang. Ini tidak lepas dari bentuk kecewaan masyarakat terhadap partai yang antara lain karena tujuan partai tidak jelas 15 %, partai mengabaikan kepentingan para pendukungnya 13 persen, cenderung Egois 13 persen dan pengurus partai sering berselisih 7 persen.
Berkaitan dengan PKB sebagai partai yang dilahirkan oleh ulama NU, perubahan pilihan ke partai lain adalah karena tujuan tidak jelas sebesar 15 persen, mengabaikan kepentingan pendukung 15%, pimpinan partai terlalu egois 13 persen, dan sering berselisih 13 persen.
Kondisi-kondisi inilah yang menyebabkan bahwa kemungkinan besar Golkar akan memenangkan pemilu yang akan datang. Dari survey tersebut terbukti bahwa PKB yang didirikan oleh warga NU yang diharapkan bisa membuat perubahan di Indonesia ternyata belum memberi perhatian sepenuhnya pada konstituennya.
Alasan memilih satu partai pada tahun pemilu tahun 1999, 23% karena partai tersebut berpihak pada rakyat, 18 % menganggap pemimpinannya dapat menjadi panutan, 17% pemimpinnya banyak pendukung, 16% programnya menarik.
Tampaknya kekecewaan yang menghinggapi para konstituen atas kinerja partai yang tumbuh di era reformasi yang tidak sesuai dengan slogan yang diucapkan akan mengembalikan mereka ke partai Golkar. Bisa jadi partai Golkar akan menjadi pemenang dalam pemilu mendatang jika partai-partai lain tidak berusaha memperbaiki diri.(mkf)
Â
Â
Â
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua