Warta

Ormas Islam Ujung Tombak Pemberdayaan Umat

NU Online  ·  Selasa, 13 Oktober 2009 | 09:54 WIB

Makassar, NU Online
Departemen Agama mengharapkan ormas Islam mengambil peranan dalam upaya pemberdayaan umat untuk kesejahteraan umat Islam yang lebih maju. Ini ditegaskan Kepala Litbang dan Diklat Depag, Prof.Dr.H.M.Atho Mudzhar dalam pembukaan Dialog Pengembangan wawasan Multikultural antara Pemuka agama Islam Pusat dan Daerah di Makassar, Selasa (13/10).

''Fenomena kemiskinan pada umat Islam masih terlihat dengan jelas. Demi kelangsungan hidup, masih banyak umat yang bekerja sekedar menjual keringat yang sangat mengandalkan faktor fisik. Harus pula diakui bahwa tingkat pendidikan umat islam masih jauh dari apa yang diharapkan. Banyak yang tidak lulus SD, walau di sisi lain banyak pula yang menjadi Profesor, Doktor dan sebagainya,'' tutur Atho.<>

Dikatakan Atho, untuk mengembangkan ekonomi dan mensejahterakan umat Islam mrupakan tugas semua pihak. Yang paling berkepentingan menurutnya adalah umat Islam itu sendiri. Sehingga jika umat Islam maju, maka setidaknya umat Islam yang jumlahnya sekitar 88 persen dari seluruh penduduk Indonesia akan maju.

Untuk itu menurut Atho, ormas-ormas Islam di Indonesia merupakan aset yang sangat luar biasa dan hendaknya berperan aktif dalam upaya-upaya memajukan ekonomi umat tersebut.

Karena itu menurut Atho, perlu terus dilakukan pertemuan-pertemuan atau dialog-dialog antar pemuka agama pusat dan daerah. ''Sehingga para pemuka agama memiiki satu langkah, satu visi dan misi dalam upaya pemberdayaan dan memajukan ekonomi umat,'' tandas Atho seperti dilansir republika.co.id.

Pertanyaannya menurut Atho, apakah para pemuka agama, organisasi keagamaan, organisasi sosial keagamaan, telah banyak melakukan tindakan nyata untuk meningkatkan taraf ekonomi umatnya, atau belum.

''Kebanyakan kegiatan organisasi sosial keagamaan adalah dalam peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan. Masih sedikit yang sifatnya pemberian kesempatan kerja dan modal usaha. Ini perlu digalakkan,'' tegas Atho.

Dialog tersebut diikuti oleh 30 pemuka agama Islam pusat dan sekitar 50 pemuka agama daerah. Mereka yang turut rombongan dari pusat antara lain Habib Muhsin Ahmad Alatas (FPI), Utang Ranuwidjaja (MUI), Ramlan Mardjonet (DDII), Natsir Zubaedi (DMI), Musthafa Zuhad Mughni (PBNU), Erma Yusni (Aisyiah), Husen Maskati (Al Irsyad) serta Sa'diah Maksum (Muslimat NU).
 
Selain melakukan dialog di Makassar, Para pemuka agama pusat ini juga dijadwalkan melakukan dialog serupa dengan pemuka agama di wilayah Kabupaten Sidrap. Rombongan juga dijadwalkan mengunjungi sepuluh masjid di Makassar dan Sidrap serta membantu masing-masing masjid dana sebesar 17,5 juta rupiah untuk digunakan dalam upaya pemberdayaan umat sekitar masjid. (mad)