NU Tunggu Sidang Itsbat, Muhammadiyah Sudah Tetapkan Awal Puasa
NU Online · Senin, 11 Agustus 2008 | 06:55 WIB
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak akan mengumumkan awal puasa Ramadhan 1429 H sebelum digelarnya sidang istbat pada 31 Agustus 2008 di Kantor Departemen Agama yang akan dihadiri oleh perwakilan seluruh organisasi Islam dan para pakar falak.
Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH Ghazali Masroeri menyatakan, awal bulan Hijriyah ditentukan melalui proses rukyatul hilal bil fi’li atau melihat bulan sabit secara langsung pada setiap tanggal 29 penanggalan Hijriyah. Jika bulan terlihat maka awal bulan akan jatuh esok harinya. Jika tidak maka jumlah hari dalam sebulan digenapkan menjadi 30 hari meski menurut metode hisab umur bulan ditetapkan hanya 29 hari.<>
Data hisab dalam almanak PBNU yang diterbitkan oleh Lajnah Falakiyah menyebutkan, peristiwa ijtima’ atau konjungsi pada awal Ramadhan akan jatuh pada Ahad Legi, tanggal 31 Agustus 2008, pukul 02.57 WIB.
Sementara hilal atau bulan sabit di Jakarta setelah Matahari terbenam pada petang harinya sudah mencapai ketinggian 50 48' dengan posisi miring ke selatan selama 26 menit 31 detik di atas ufuk, dan cahaya hilal mencapai besaran setengah jari.
Pada posisi seperti itu hilal mestinya sudah dapat dirukyat. Namun jika beberapa tim rukyat yang diterjunkan di semua titik di Indonesia tidak berhasil melihat hilal maka NU dan organisasi lainnya yang mendasarkan awal bulan pada rukyatul hilal akan memulai puasa pada dua hari berikutnya (Selasa).
“Kita menunggu sidang isbat di Departemen Agama. NU akan menerima hasil sidang itsbat jika berdasar pada metode rukyatul hilal, baik dilakukan oleh Tim Lajnah Falakiyah atau tim rukyat Departemen Agama sendiri. Adapun hisab hanyalah pemandu pelaksanaan rukyat,” kata Kiai Ghazali di Gedung PBNU Jakarta, Kamis (7/8) lalu.
Sementara itu Pengurus Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan 1429 H jatuh pada 1 September 2008. Sementara Idul Fitri 1 Syawal 1429 H jatuh pada 1 Oktober 2008.
Penetapan tertuang dalam maklumat PP Muhammadiyah tertanggal 26 Juli 2008 lalu dan telah dikirimkan ke seluruh Pimpinan Cabang Muhammadiyah di seluruh wilayah di Indonesia. Maklumat ini ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Sekretaris Umum Rosyad Sholeh.
Almanak Muhammadiyah yang dikerjakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menunjukkan data hisab hampir sama dengan NU. Ijtima (konjungsi) menjelang Ramadan 1429 H terjadi pada hari Ahad legi, 31 Agustus 2008 pukul 02:59:49 WIB.
Sementara tinggi hilal pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta adalah 50, 27', 57", sehingga hilal sudah dinyatakan wujud. Di seluruh Indonesia, pada saat matahari terbenam itu, hilal sudah berada di atas ufuk.
Berdasarkan penghitungan itu, 1 Ramadan ditetapkan jatuh pada hari Senin Pahing 1 September 2008, tanpa harus melalui proses rukyatul hilal. (nam).
Terpopuler
1
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
2
3 Pesan Penting bagi Pengamal Ratib Al-Haddad
3
Mimpi Lamaran, Menikah, dan Bercerai: Apa Artinya?
4
Mahfud MD Ungkap Ketimpangan Struktural Indonesia
5
Gus Yahya: Di Tengah Ketidakpastian Global, Indonesia Harus Bertahan dan Berkontribusi bagi Dunia
6
Tak Bisa Dipisahkan, Mahfud MD: Hukum yang Baik Lahir dari Politik yang Bagus
Terkini
Lihat Semua