Warta

Nahdliyyin Diminta Pertahankan Amaliyahnya

Sel, 20 September 2011 | 05:05 WIB

Purbalingga, NU Online
Warga Nahdliyin diharapkan untuk tetap bertahan pada amaliah-amaliah yang sudah dilaksanakan dari dahulu yang merupakan ajaran para ulama dan kiai seperti adalah dzikir dan sholawat.

Demikian disampaikan oleh KH Sholeh Muhamad Al Basalamah dari Brebes dalam tausiyahnya dihadapan sekitar7.000 orang pada acara Gema Dzikir dan Sholawat yang dilaksanakan oleh Jamaah Maulid Simtudduror Lintas Daerah (JAMRUD LIDER) Purbalingga-Banjarnegara Jawa Tengah dibawah pimpinan Habib Ali bin Umar Al Qutban Bukateja bekerja sama dengan PC GP Ansor Purbalingga.
<>
Acara ini digelar pada Ahad malam Senin, 18 September 2011 di lapangan desa Toyareka kec. Kemangkon Purbalingga.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa sebagai Nahdliyin dan Nahdliyat waspada terhadap ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran ulama-ulama kita. Mereka hanya akan memberikan tiket palsu ke surga. Nanti oleh malaikat penjaga surga disuruh pergi karena membawa tiket palsu.

Dalam acara tersebut Pimpinan Jamrud Lider Habib Ali bin Umar Al Qutban mengatakan bahwa Jamrud Lider telah berjalan selama 1 tahun lebih dan jadwal untuk 1 tahun ke depan telah penuh. Acara ini bertujuan untuk menggemakan sholawat nabi di masyarakat dan juga mengawal ajaran Ahlussunah wal Jamaah.

Sebelum acara pembacaan maulid, dilaksanakan pelantikan Pengurus GP Ansor Ranting desa Toyareka Kecamatan Kemangkon oleh PAC GP Ansor Kec. Kemangkon. Pengambilan sumpah dipimpin langsung oleh Ketua PAC GP Ansor Purbalingga Torik Jahidin SPdI.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Purbalingga Ulil Archam, SE juga menyampaikan akhir-akhir ini ada upaya mendoktrinasi ajaran sesuai dengan keyakinan dan aqidah yang dilakukan oleh kelompok atau aliran tertentu. Dimana ajaran-ajaran yang disampaikan sangat bertentangan dengan ajaran-ajaran Aswaja Annahdliyah. Lalu bagaimana warga NU harus menyikapinya?

Mau tidak mau NUĀ  sebagai jamā€™iyah terbesar harus lebih bekerja keras di semua lini. Sejarah menyatakan NU sangat berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan RI tahun 1945. Setelah merdeka banyak sekali pekerjaan yang harus dilakaukan. NU sebagai jamā€™iyah harus mampu menjawab tantangan jaman yang semakin maju, baik secara jamaah maupun yang lainnya. kultur atau amaliah merupakan ruh yang tidak bisa ditinggalkan, sementara NU merupakan jasad yang menjadi satu kesatuan. Akan menjadi sesuatu yang luar biasa seandaianya antara ruh dan jasad tidak pernah terpisahkan, atau sebaliknya seandainya ruh meningglkan jasadnya karena merasa kurang diperhatikan.

Fenomena banyak sekali aliran-aliran yang mengaku Islam dan membawa akidah sesuai dengan keyakinannya tidak bisa dipungkiri. Seakan terjadi perebutan jamaah dan pendoktrinan akidah sesuai dengan alirannya.

Bagaimana dengan NU ?

Memang bukan pekerjaan mudah, tetapi NU tidak perlu khawatir seandainya sudah melakukan penataan dan pendoktrinan baik secara jamaah maupun jam'iyah.

Merevitalisasi merupakan langkah yang tepat supaya jama'ah NU tidak terkoyak-koyak oleh aliran lain, lebih meningkatkan aktivitas-aktifitas kultural dengan nama lembaga baik NU dan badan otonomnya (tahlilan, berjanjian, syimtuthduror,Ā  manakib dan lainnya dengan nama NU atau banomnya.

Dibidang kepengurusan organisasi, terjadi penjenjangan yang urut, sehingga masing-masing kader melalui proses yang tertata tidak akan terjadi egoisme kepentingan tertentu apabila terjadi lompatan kepengurusan.

ā€œKita harus sadar bahwa seakan terjadi pertarungan akidah merupakan fenomena alam dan perlu kita sikapi dengan bijak. Ngapain harus khawatir seandainya kita sudah melakukan penataan secara apik, justru akan menjadi motivasi untuk lebih meningkatkan syiar Islam ala ahlussunah waljamaah annahdiyah,ā€ tandasnya.

Redaktur: Mukafi Niam