MUI : Umat Islam Jangan Tanggapi Aliran Sesat
NU Online · Rabu, 20 Januari 2010 | 04:07 WIB
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim menghimbau kepada masyarakat khususnya umat Islam di Jatim agar tidak menanggapi munculnya isue-isue aliran sesat belakangan ini. Alasanya memasuki akhir tahun 2009 dan awal tahun 2010 aliran sesat ini muncul dengan modus yang sama. Kesimpulanya, disinyalir kuat ada kesengajaan oleh kelompok tertentu untuk selalu menganggu ketenangan umat Islam
''Masyarakat tidak usah merespon aliran-aliran yang jelas-jelas sesat. Kembalikan kepada ke iman kita saja agar tidak terjerumus dengan sekenario-sekenario pemurtadan kelompok tertentu. Ajaran Islam itu realistis, sehingga merekapun tahu bahwa ketika ajaran yang sengaja di sekanario itu dimunculkan, pasti bakal mendapat penolakan dari masyarakat,'' kata KH Abdushomad Buchori Ketua MUI Jatim, Selasa (19/1)<>
Kecurigaan MUI, lantaran munculnya aliran sesat ini terlalu sering dan modusnya sama. Yakni memplesetkan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya dan selalu membidik daerah-daerah pinggiran yang rata-rata berpenduduk masih miskin. Dan buktinya lagi pelakunya selalu orang-orang yang separuhnya mengidap gangguan kejiwaaan sehingga mudah dipengaruhi dengan hanya diberi 'gula-gula'.
''Nggak usah ditanggapi, karena semakin direspon mereka akan semakin membuat sensasi yang selalu berubah-ubah dan merugikan umat Islam sendiri. MUI tidak masuk pakem karena dianggap selalu ngrecoki. Yang masuk hanya kejaksaan, kepolisian dan Depertamen Agama. MUI hanya dibuat untuk rujukan saja sehingga tidak memapunyai kewenangan apa-apa ketika kasus-kasus seperti ini terjadi," tutur Abdusshomad.
Diungkapkan Abdushomad, MUI sendiri mengaku tidak bisa berbuat banyak jika aliran sesat selalu muncul bertubi-tubi diwilayahnya. Karena ada pengebirian kewenangan MUI karena dianggap oleh sejumlah pihak bahwa MUI selalu ngrecoki pemerintah. Yang dikawatirkan MUI, benturan-benturan yang sengaja diciptakan ini akan benar terjadi benturan antar masa yang pro dan kontra.
''Yang paling berbahaya adalah benturan-benturan yang pro dan kontra. Karenanya kami menegaskan agar masyarakat tidak usah terpancing iseu aliran sesat yang sengaja dikembangkan oleh kelompok tertentu,'' tandasnya seperti dilansir Republika Online.
Sementara kantor wilayah (Kanwil) Departemen Agama, memantau dan mengawasi 10 aliran sesat menyebar di Jatim. ''Di catatan kami, saat ini di Jatim ada 10 aliran sesat yang kita pantau,'' kata Kasubbag Humas dan Kerukunan Umat Beragama Kanwil Depag Jatim, H Mohammad Nawawi Selasa (19/1).
Diantaranya adalah berada di Tulungagung, Madiun, Mojokerto Kota dan Singosari, Kabupaten Malang. Sedangkan aliran 'Brayat Agung' yang saat ini meresahkan warga Situbondo, adalah aliran yang baru yang melanggar dan melenceng dari ajaran agama Islam.
''Kita sudah mendengarnya jika aliran yang ada di Situbondo itu sudah melenceng dari ajaran Islam. Oleh karena itu, kita sudah melakukan koordinasi dengan MUI dan kepolisian setempat. Tugas kita hanya mengajak para jamaahnya kembali ke jalan yang benar. Sedangkan untuk tugas itu adalah pakem atau MUI,'' tuturnya. (min)
Terpopuler
1
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Eskalasi Konflik Iran-Israel, Saling Serang Titik Vital di Berbagai Wilayah
Terkini
Lihat Semua