Menteri PDT Ajak Santri berperan Entaskan Kemiskinan
NU Online · Ahad, 24 Januari 2010 | 13:59 WIB
Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini mengajak para santri untuk berperan serta dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Nantinya, kontribusi para santri terhadap pengentasan kemiskinan ini akan diimplementasikan lewat program santri mengabdi.
"Tentu para santri sudah paham bahwa kemiskinan itu lebih dekat kepada kekufuran. Karena itu, saya mengajak para santri turut dalam upaya pengantasan kemiskinan di Indonesia," tegas Helmy saat menghadiri peringatan satu abad Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Ahad, (24/1)<>.
Helmy menjelaskan, dalam program santri mengabdi itu, pihaknya akan bekerjasama dengan pesantren untuk mengirimkan santrinya di daerah-daerah tertinggal. "Santri yang akan lulus dari pesantren diminta untuk magang dan mengabdi kepada masyarakat dengan menjadi pendamping pemberdayaan ekonomi," tandasnya.
Helmy menambahkan, selama ini program magang santri Lirboyo sudah ada setiap tahunnya, namun lingkupnya masih di sekitar pesantren di Kediri. Dengan kerjasama yang dibangun Kementerian PDT dan Depnakertrans dengan Pesantren Lirboyo, nantinya santri-santri Lirboyo ini akan dikirim ke daerah-daerah tertinggal yang tersebar di seluruh nusantara.
"Jadi santri di zaman modern ini harus multifungsi, selain bisa berdakwah juga harus menjadi penggerak ekonomi mikro masyarakat," ujarnya.
Para ulama pada zaman dulu, kata Helmy, sudah berjuang keras untuk memperkuat perkeonomian masyarakat. Terbukti dengan berdirinya Nahdlatut Tujjar (kebangkitan pedagang), yang menjadi cikal bakal berdirinya Nahdlatul Ulama (NU).
"Ini tugas para santri untuk meneruskan cita-cita ulama dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia," tukasnya.
Helmy memandang pentingya urgensi dakwah para santri di daerah tertinggal. Sebab, selain penguatan keagamaan di daerah tertinggal, santri juga bisa memberikan pendampingan dalam berbagai masalah yang dihadapi masyarakat tertinggal.
"Santri harus keluar dari sarang dan berperan aktif untuk pembangunan bangsa di masa depan," pungkasnya.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Lirboyo KH Idris Marzuki menyatakan, Pesantren Lirboyo yang sudah berusia satu abad sudah banyak pengalaman yang dialaminya. Namun, Pesantren Lirboyo masih mampu menjadi penjaga dalam moralitas bangsa.
"Alhamdulillah selama itu Lirboyo tidak pernah surut dalam upaya membangun bangsa," katanya.
Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Dewan Syura PKB, yang juga Ketua Alumni Lirboyo KH Aziz Mansyur, Rektor Al-Ahqaf University of Yaman,Prof Abdullah Muhammad Baharun, KH Imam Yahya Mahrus dan KH Kafabihi Mahrus. (mad)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
3
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
4
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
5
Rekening Bank Tak Aktif 3 Bulan Terancam Diblokir, PPATK Klaim untuk Lindungi Masyarakat
6
Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan
Terkini
Lihat Semua