Menag: Tak Ada Hari Pahlawan Tanpa Pesantren Tebuireng
NU Online · Ahad, 26 Oktober 2008 | 22:11 WIB
Pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia telah banyak memberikan andil bagi bangsa dan negara. Salah satu andil terbesar kalangan pesantren adalah Resolusi Jihad, 22 Oktober 1945, yang menjadi tonggak peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang diperingati bangsa Indonesia sebagai Hari Pahlawan.
Menteri Agama M. Maftuh Basyuni mengingatkan, gelora 10 November di Surabaya sebagai perlawanan para pejuang terhadap penjajah yang ingin kembali berkuasa pascakemerdekaan itu tidak mungkin ada tanpa komando dari Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, salah satu pesantren tertua di Indonesia.<>
“Barangkali kalau tidak ada Tebuireng, tidak ada yang namanya hari Pahlawan, karena peristiwa di Surabaya 10 November dikomando dari Tebuireng,” kata Maftuh dalam acara halaqah pengembangan pondok pesantren di Jakarta, Ahad (26/10).
Pesantren Tebuireng Jombang saat itu dipimpin oleh Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari, Rais Akbar atau pemimpin besar Nahdlatul Ulama (NU). Waktu itu Hadratus Syeikh mengeluarkan Resolusi Jihad atau seruan untuk berperang melawan penjajah diikuti oleh para pimpinan cabang NU, dan segera setelah itu para pejuang dari Jawa dan Madura berbondong-bondong menuju Surabaya menghadang tentara Sekutu.
Dalam halaqah yang dihadiri sekitar 50 pimpinan pondok pesantren itu Menag menegaskan, pesantren adalah lembaga pendidikan yang sudah berakar sebelum republik ini lahir. Menurutnya, perhatian pemerintah terhadap pesantren, terutama dalam soal penganggaran, masih harus terus ditingkatkan.
Sebagai orang yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren, Maftuh juga mengungkapkan, pesantren merupakan model pendidikan yang membentuk watak manusia yang mandiri, tapi tidak bersikap individual.
"Saya pernah tinggal di pesantren dan asrama. Bedanya, di asrama sangat egoistik, di pesantren kerjasamanya sangat kental, tapi tidak pernah jadi gudang demonstran," seloroh alumni Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur itu.
Halaqah bertajuk "Reposisi, Kontekstualisasi dan Transformasi Pesantren dalam Dinamika Pendidikan Global," dihadiri oleh Pimpinan Pondok Pesantren Gontor Abdullah Syukri Zarkasy dan Pimpinan Pesantren Tebuireng KH Solahuddin Wahid (Gus Sholah), serta Wakil Rais Aam PBNU Prof KH Tolchah Hasan. (nam)
Terpopuler
1
Santri Kecil di Tuban Hilang Sejak Kamis Lalu, Hingga Kini Belum Ditemukan
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Sound Horeg: Pemujaan Ledakan Audio dan Krisis Estetika
4
Perbedaan Zhihar dan Talak dalam Pernikahan Islam
5
15 Ribu Pengemudi Truk Mogok Nasional Imbas Pemerintah Tak Respons Tuntutan Pengemudi Soal ODOL
6
Operasional Haji 2025 Resmi Ditutup, 3 Jamaah Dilaporkan Hilang dan 447 Meninggal
Terkini
Lihat Semua