Warta ULTAH KE-70

Mbah Sahal: Banyak yang Bisa Dikritisi dari Saya

NU Online  ·  Selasa, 18 Desember 2007 | 03:52 WIB

Pati, NU Online
Rais Am Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Sahal Mahfudh, Senin 17 Desember 2007 kemarin merayakan ulang tahunnya yang ke-70. Tidak seperti biasanya, kali ini, diadakan acara istimewa oleh para kerabat dekat. Ada potong tumpeng, bahkan ada yang sempat menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

''Saya belum pernah mengadakan acara seperti ini. Biasanya hanya selametan keluarga, baca manaqib, tahlilan dan selesai. Tetapi saya bahagia,'' kata Mbah Sahal saat menyambut para tamu di aula Pondok Pesantren Maslakul Huda Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah.

<>

Sekitar seratus orang menghadiri acara ulang tahun Mbah Sahal. Sebagian besar tamunya adalah para pengurus NU, MUI dan para pengasuh pondok pesantren di lingkungan Kajen.

Di hari ulangtahunnya itu dua buku diterbitkan untuk Mbah sahal. ''Fiqh Sosial Kiai Sahal Mahfudh'' dan ''Pandu Ulama, Ayomi Umat: Kiprah Sosial 70-Tahun KH Sahal Mahfudh”. Buku yang kedua ini diterbitkan oleh MUI, berisi biografi singkat Mbah Sahal dan komentar para tokoh.

Sejumlah pejabat negara seperti Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Agama Maftuh Basyuni, Mendagri Mardiyanto, dan Meneg Koperasi dan UKM Suryadharma, dalam buku itu, memuji kiprah Mbah Sahal baik di NU maupun MUI. Kontan, dirinya merasa tidak nyaman.

''Dua buku yang terbit sekarang ini isinya kok ngalem-ngalem saya semua. Terlalu banyak memuja-muja malah nanti bisa jadi kultus individu. Masih banyak yang bisa dikiritisi tentang diri saya,"katanya.

Mbah Sahal kemudian berpaling dari aula yang terletak di lantai dua kompleks Pesantren Maslakul Huda. "Supaya bebas bicara dan mengkritik tidak sungkan-sungkan saya minta izin meninggalkan ruangan ini,'' katanya.

KH Thalchah Hasan, Wakil Rais Am PBNU, dalam buku "Pandu Ulama, Ayomi Umat" itu mengungkapkan kekagumannya kepada sosok ketuanya. Mbah Sahal sering mendapat kritikan karena akhir-akhir ini dinilai pendiam. Namun menurut Kiai Thalchah, Mbah sahal adalah seorang yang alim dan wara atau menjaga diri dari hal-hal yang tidak layak diungkapkan.

"Wara’ ini sangat penting mendapatkan penekanan di sini. Selain itu, beliau berpenampilan sederhana sekali, bisa diterima oleh bermacam-macam orang, dan bisa hidup dengan berbagai golongan," kata Kiai Thachah. (nam)