Nasional

Gus Yahya Sebut Tarbiyah Ruhaniyah sebagai Elemen Utama Pendidikan Pesantren

NU Online  ·  Rabu, 23 Juli 2025 | 20:30 WIB

Gus Yahya Sebut Tarbiyah Ruhaniyah sebagai Elemen Utama Pendidikan Pesantren

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf saat menyampaikan kuliah umum di Aula Al-Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri pada Rabu (23/7/2025). (Foto: Youtube Pondok Lirboyo)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, elemen utama pendidikan pesantren terletak pada tarbiyah ruhaniyah alias bimbingan ruhani. Elemen ini menentukan kuat tidaknya hubungan personal antara seorang pengasuh dengan santri. 


Namun belakangan, kata Gus Yahya, pesantren kurang memperhatikan elemen ini karena terlalu larut ke dalam penyesuaian sistem pendidikan yang dominan di luar pesantren. 


"Nah, yang saya perhatikan, dengan permohonan maaf saya sampaikan, bahwa kecenderungan pesantren-pesantren, saya tidak mendalami lebih jauh Lirboyo ini, tapi kecenderungan umum dari pesantren-pesantren yang ada itu lebih pada upaya untuk melakukan penyesuaian, adaptasi terhadap sistem yang dominan, yaitu yang dulu kita sebut pendidikan umum itu," katanya saat menyampaikan kuliah umum di Aula Al-Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri pada Rabu (23/7/2025).


Dalam pidatonya, Gus Yahya mengatakan, elemen batiniah sama pentingnya dengan elemen akademik. Sebab, elemen ini mampu mempermudah perkembangan kognitif seorang santri.


Menurutnya, saat ini amat jarang pesantren yang merawat tradisi ijazah sanad keilmuan. Sanad disampaikan secara cepat tanpa mendalami isi dan menelusuri dari mana ia diriwayatkan. Hal ini menyebabkan belakangan, ikatan ruhaniyah kiai dan santri kian mengendur.


"Yang dibutuhkan sekarang adalah sanad ruhani dari guru kepada murid. Nah sejauh mana ini (dapat) dipelihara," ucap Gus Yahya dalam akun Youtube Pondok Lirboyo dikutip NU Online.


Gus Yahya menilai, silang sengkarut persoalan di Indonesia hari ini, seperti kekerasan seksual dan bullying di pesantren tak lepas dari berkurangnya nilai ruhaniyah. Defisit elemen ini jika dibiarkan akan merambah ke masyarakat lebih luas.


Dengan demikian, ia mengajak masyarakat pesantren bersama-sama menggali menemukan akar masalahnya.


"Maka sekali lagi kita perlu merenung ini, apakah bentuk pondoknya itu, apakah model pergaulan santrinya, atau apakah ngajinya. Tapi saya sejak sebetulnya menduga bahwa tarbiyah ruhaniyah ini yang menjadi pondasi yang paling kuat, karena ini mewariskan kepada santri (berupa) kekuatan ruhani yang tidak akan goyah," ungkap pengasuh Lembaga Pendidikan Islam Roudhatut Thalibin, Rembang itu.