Warta

Masdar: Kenaikan BBM, Kuncinya Bangun Kepercayaan Publik Pada Pemerintah

NU Online  ·  Kamis, 23 Desember 2004 | 02:17 WIB

Jakarta, NU Online
Kenaikan harga elpiji dari Rp 3.000 per kilogram menjadi Rp 4.250 Pertamax dari Rp 2.450 per liter menjadi Rp 4.000 serta Pertamax plus dari Rp 2.750 per liter menjadi Rp 4.200 terus menuai protes dan demo dimana-mana.

Ketua PBNU Masdar F. Mas’udi menilai kenaikan BBM memang merupakan persoalan yang kompleks. “Dari sudut pemerintah untuk kepentingan anggaran adalah suatu kemestian, tapi dari sudut pandang rakyat yang sejak beberapa tahun terakhir ini tak beranjak meningkat penghasilannya, maka jelas kenaikan BBM merupakan suatu ancaman,” tandasnya.

<>

Direktur P3M ini menilai untuk memecahkan permasalahan kemuskilan ini, kuncinya pada kepercayaan publik pada pemerintah. Benarkah semua yang dilaksanakan untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi mereka seperti selama ini.

“Pertama-tama harus ada keberanian dari pihak pemerintah untuk mengambil kebijakan yang siapapun tahu, bahwa apapun yang dilakukan pemerintah benar-benar untuk kepentingan rakyat, terutama yang paling lemah, bukan untuk kepentingan penguasa sendiri,” tambahnya.

Salah satu contohnya adalah tiga bulan sebelum BBM dinaikkan, pemerintah mengumumkan kebijakan hendak membebaskan biaya sekolah dan kesehatan bagi mereka yang memerlukan. Mekanismenya bisa diatur oleh departemen terkait.

Dengan hal ini, masyarakat tahu bahwa untuk keperluan yang bisa dirasakan oleh masyarakat banyak. Hanya dengan itu, kepercayaan masyarakat kepada pemerintah akan muncul. “Jika kepercayaan tersebut telah dimiliki, maka langkah pemerintah berikutnya akan gampang, bukan hanya masyarakat tidak berkeberatan, tetapi boleh jadi akan mendukungnya,” tandasnya.(mkf)