Warta

LAZISNU Santuni Yatim Piatu di Ciganjur

NU Online  ·  Ahad, 11 Desember 2011 | 04:40 WIB

Jakarta, NU Online
Lembaga Amil Zakat Infak dan Shodaqoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU) turut menyantuni anak-anak yatim piatu dan fakir miskin di kawasan sekitas Masjid  Al-Munawwaroh Ciganjur, Jl. Warung Sila Jakarta. Selain memberikan santunan, LAZISNU juga mewakafkan sejumlah Mushaf Al-Qur'an untuk digunakan di Masjid Al-Munawwaroh Ciganjur.

Santunan LAZISNU ini di sumbangkan serentak dengan dana yang dihimpun melalui Majlis Ta'lim kaum ibu Masjid Al-Munawwaroh dan sumbangan Yayasan KH A. Wahid Hasyim selaku pemangku Masjid Al-Munawwaroh. Santunan dilaksanakan dengan rangkaian prosesi doa tahlil dan rawi. <>

Dalam tausiyahnya, Ustadzah Liliek Umi Kultsum selaku pembina majlis ta'lim menyatakan, santunan di bulan Muharrom harus dilihat dari dua arah. Arah pertama bersumber dari sang yatim yang tersantuni, dan arah kedua adalah dari sisi sang penyantun.

"Anak-anak yatim yang disantuni, hendaknya tidak perlu berkecil hati. Hendaknya tetap optimis dan bersemangat dalam mengejar cita-cita. Jangan pernah kalian merasa sendiri, yakinlah bahwa orang-orang di sekeliling Anda selalu menyayangi dan mendukungmu," tutur Liliek yang juga dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selain keyakinan, tambah Liliek, paling penting adalah berjuang keras dan berdoa kepada Allah. "Jangan pernah berhenti berdoa dan putus harapan dari Allah SWT. Jika yakin, Allah pasti akan memberikan jalan untuk mencapai cita-cita," tandasnya.

Sedangkan dari sisi para penyantun, Liliek berpesan, santunan bulan Muharrom hanyalah seremonial simbolis. Santunan yang sesungguhnya adalah memenuhi kebutuhan anak-anak yatim piatu ini setiap saat manakala mereka membutuhkan.

"Jangan hanya merasa telah bebas tugas dengan memberikan santunan pada momen Muharrom saja. Tetapi berusahalah semampu mungkin untuk selalu peduli kepada keadaan orang-orang di sekeliling kita, terutama anak-anak yatim dan orang-orang yang tidak mampu," tandas ibu tiga anak yang hafal Al-Qur'an dan telah bergelar Doktor ini. 



Penulis : Syaifullah Amin