Jakarta, NU Online
Kehidupan berbangsa dan bernegara serta keagamaan yang menghadapi ancaman saat ini, baik dari internal maupun eksternal, yang ditandai dengan terus berlarutnya berbagai krisis di tengah masyarakat mengharuskan semua elemen bangsa ini waspada, bersatu-padu dan mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
<>
Untuk itulah Laskar Aswaja lahir sebagai respon atas ancaman tersebut. “Laskar ini sesungguhnya ingin mengambil peran untuk memperbaiki kondisi keprihatinan tersebut dengan motto’ Menjaga Aswaja, Mengawal Indonesia’,” kata Ketua Dewan Pembina Laskar Aswaja Marwan Jafar pada peluncuran Laskar Aswaja di Jakarta, Ahad (18/3).
Selain itu lahirnya Laskar Aswaja ini untuk merespon keresahan atas radikalisme berbasis agama. Anggota Laskar Aswaja ini akan dilatih secara keorganisasian dan kanuragan, ilmu kekebalan jiwa dan raga, dan akan dibentuk di seluruh indonesia.
Ada tiga isu yang akan dikawal Laskar Aswaja. Pertama, isu desintegrasi bangsa dan terorisme yang mencoba merongrong keutuhan NKRI dan eksistensi Islam ala Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua, isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Asusila) yang sangat sensitif dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Ketiga, isu kekerasan sosial yang belakangan masih saja terjadi di berbagai tempat. Jika tiga point ini terus dibiarkan tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, maka hal itu akan mengancam Islam Ahlussunnah Wal Jamaah sebagai doktrin sekaligus paragidma keaagamaan mayoritas umat Islam Indonesia dan Indonesia sebagai negara bangsa akan hilang dari sejarah.
Sejauh itu, nilai dan prinsip Aswaja yang meliputi aspek tawassuth (moderat), tasamuh (toleran), ta'addul (keadilan), dan tawazzun (keseimbangan) harus tetap dijunjung tinggi dan diutamakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi dalam berbangsa dan bernegara.
Singkatnya Laskar Aswaja adalah penjaga utama Ahlussunnah Wal Jamaah, termasuk untuk membentengi ideologi transnasional yang tidak sesuai konteks keindonesiaan dan menolak radikalisme berbasis agama. Laskar ini tidak berafiliasi kepada organisasi keagamaan maupun partai politik mana pun.
Penulis: Achmad Munif Arpas
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua