Warta

Kyai Muda NU Isi Pengajian di Birmingham

NU Online  ·  Selasa, 1 Februari 2005 | 13:13 WIB

 Birmingham, NU Online
Para Kyai Muda NU yang sedang berada di Leeds University diminta lagi oleh komunitas Indonesia yang berada di Inggris untuk memberikan pengajian dihadapan komunitas muslim Indonesia di kota Birmingham pada Minggu, 30 Januari. Rombongan PBNU terdiri dari KH Suhri Utsman, Saiful Bahri Anshori, Aceng Abdul Aziz, Neng Ida Nurhalida dan Hanifah.
 
Tempat pengajian dipisah antara laki-laki dan perempuan yang mana untuk laki-laki, bertempat di rumah Bapak Suherman, dosen politeknik ITB yang saat ini sedang kuliah S3 di Birmingham University. Hadir dalam acara tersebut sekitar 15 orang, termasuk dari para pengurus PCI NU UK yang terdiri dari H. Eddiyanto dan Lukman Musa Atmaja. Hadir juga salah seorang pengurus PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti yang saat itu sedang berada di Inggris.
 
Pengajian ibu-ibu bertempat di rumah Mila Richard, orang padang yang suaminya muslim Australia. Terdapat sekitar 16 orang dari ibu-ibu dan mahasiswa. Diantaranya ibu-ibu yang hadir adalah Endang Suherman, dr. Eri, sedangkan dari kalangan mahasiswa hadir Ima, Dewi, Nairil, Nur, dan lainnya.
 
Untuk majelis pria, acara dimulai pada pukul 2.30 siang dan didahului dengan sholat dhuhur berjamaah. Acara diawali dengan tadarus qur’an secara bergantian dengan membaca surat Attahrim, Al Mulk dan beberapa surat lainnya.
 
Tema ceramah yang dibawakan oleh KH Suhri Utsman dari Menes Banten adalah Islam dan profesionalisme yang diangkat dari ayat 1 dan 2 surat al Mulk. Suhri Utsman menjelaskan dasar pemikiran dan motivasi bahwa dalam kehidupan ini manusia harus mempelajari satu keahlian dan menggunakannya untuk berbuat atau beramal yang lebih baik sehingga apa yang dilakukannya memberikan manfaat bagi diri pribadinya juga bagi masyarakat luas.
 
Suhri juga mengikut pentingnya memiliki keahlian yang terdapat dalam hadist Rasulullah yang artinya “Sebaik-baik kamu sekalian adalah orang yang banyak memberikan kemanfaatan bagi masyarakat.”
 
“Kehidupan dan kematian semata-mata merupakan seleksi dan penyaringan yang pada akhirnya dari seleksi tersebut akan ada manusia yang mempunyai nilai muhsinin, yaitu orang yang berbuat kebajikan. Untuk itu semua manusia berhak memiliki profesi atau keahlian yang dengan hal tersebut dia akan berhak pula mendapatkan predikat sebagai muhsinin,” tandasnya.
 
Acara pengajian dilanjutkan dengan tanya jawab yang pada intinya mencari upaya bagaimana kita semua memiliki profesi dan keahlian yang membawa kemanfaatan bagi masyarakat banyak sehingga dengan keahlian tersebut mencapai derajat muhsinin.
 
Sementara itu Neng Ida Nurhalida dari pesantren Cipasung Tasikmalaya memberikan ceramah dengan teman ukhuwah nisaiyah atau sisterhood. Islam mengenal berbagai macam persaudaraan, mulai dari ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah insaniyah. Dalam hal ini perlu juga dikembangkan ukhuwan nisaiyah untuk mengangkat derajat kaum perempuan.
 
Ukhuwan nisaiyah dikembangkan dari ukhuwah insaniyah yang intinya sebagai sesama perempuan harus punya kepedulian dan kepekaan terhadap nasib dan ketidakberdayaan perempuan.
 
“Dalam realitas kehidupan, tidak bisa kita pungkiri masih banyak perempuan yang hidupnya menderita teraniaya dan rentan terhadap kekerasan baik di ruang publik maupun di rumahnya sendiri atau ruang domestik. Ini yang menjadi PR kita sebagai sesama perempuan,” tandasnya.     
 
Acara pengajian tersebut berakhir sekitar jam 4.30 sore setelah sholat jamaah ashar bersama. Di Birmingham, pengajian tersebut rutin dilaksanakan setiap bulan sekali. Sebenarnya mereka berharap seandainya rombongan tersebut lama berada di Inggris, mungkin mereka akan mengadakan pengajian tersebut setiap akhir pekan.
 
Komunitas muslim Birmingham juga berharap untuk rombangan NU yang akan berangkat ke Inggris periode mendatang, diharapkan mengkomunikasikan kehadirannya pada PCI NU UK agar dapat diatur jadual pengajian dimasing-masing kota sehingga lebih banyak pengajian yang bisa diadakan.(mkf)
 
 

 

<>