Warta

Kongres Untuk Penegasan Organisasi Pelajar

NU Online  ·  Selasa, 10 Juni 2003 | 15:13 WIB

Jakarta, NU Online
Wakil Presiden Hamzah Haz  dan KH Hasyim Muzadi direncanakan akan membuka dan memberikan sambutan kongres bersama IPNU ke XIV dan IPPNU ke XIII di Asrama Haji Sukolilo Surabaya tanggal 18 Juni 2003.

Kongres IPNU dan IPPNU saat ini diarahkan untuk mengembalikan arah IPNU-IPPNU sebagai organisasi pelajar dan santri. Selama ini memang terjadi tumpang tindih antara IPNU-IPPNU dengan organisasi lain dibawah NU seperti Ansor maupun PMII karena selama ini dengan nama Ikatan Putra NU ruang geraknya sangat luas.

<>

“Bagaimanapun juga IPNU-IPPNU harus kembali ke segmen pelajar dan santri” ungkap M Ali Yusuf salah satu pengurus PP IPNU. Hal ini dikarenakan IPNU-IPPNU adalah organisasi kader NU.

Namun demikian, tampaknya perubahan ini akan banyak mengalami kendala, banyak sekali pengurus cabang yang saat ini umurnya sudah cukup tua sehingga ketika kembali sebagai nama pelajar akan mengalami banyak kesulitan “Terutama adalah cabang yang berada di luar Jawa” ungkap Sekjen IPNU Mujtahidurrodho. “Mereka saat ini sedang mengalami proses pertumbuhan, jadi jika langsung berubah akan menimbulkan masalah,” tambahnya.

“Di tingkat pengurus pusat masalah umur sampai saat ini tampaknya tidak mengalami masalah. Rata-rata mereka berumur masih dibawah 30 tahun karena memang proses kaderisasi sudah berjalan cukup baik”  ungkap Ali.

Masalah lain adalah masalah yang mungkin bersifat agak teknis walaupun tidak terlalu besar, yaitu perubahan nama dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama menjadi Ikatan Putra Nahdalatul Ulama menyebabkan pergantian stempel, kop surat, ataupun papan nama. Ini akan menimbulkan biaya yang cukup besar.

Pada mulanya perubahan nama IPNU dari Ikatan Pelajar NU menjadi Ikatan Putra NU dilatar belakangi oleh SKB tiga menteri yang melarang adanya organisasi pelajar selain OSIS sehingga IPNU harus menjadi organisasi kepemudaan. Sebagai konsekuensinya umur para pengurusnya juga sudah tua karena batasan umur organisasi kepemudaan sekitar 40 tahun.

Namun demikian, kalau IPNU kembali ke organisasi pelajar maka pengurusnya juga harus pelajar. “Hanya pelajarlah yang dapat memahami pikiran dan kebutuhan para pelajar” ungkap Ali Yusuf.

Permasalahan lain yang muncul adalah adanya komisariat di berbagai Perguruan Tinggi. Ini sebenarnya adalah bidang organisasi kemahasiswaan. Saat ini terdapat ratusan komisariat IPNU diberbagai perguruan tinggi di Indonesia. “Perubahan nama harus mengakomodir kepentingan mereka” tambah Ali.

Menurut Ali pendirian komisariat IPNU di berbagai PT merupakan ekses dari independensi PMII. “Mereka yang ingin tetap berada dibawah struktur NU mensiasati dengan mendirikan IPNU di kampus mereka,” ungkapnya

Bagaimanapun juga antara palajar dan mahasiswa terdapat perbedaan. Para mahasiswa sudah memiliki pola pikir yang matang dan memiliki jaringan yang luas sehingga jika mereka disatukan akan terdapat kesenjangan.

Ali bahkan mengutip pernyataan KH Kholil Bisri bahwa kalau memang ke depan arahnya sebagai organisasi yang fokus juga harus dipikirkan pendirian Ikatan Santri Nahdlatul Ulama sebagai wadah mereka.

Saat ini persiapan kongres sudah matang. Persiapan fisik sudah matang” ungkap Ali. Direncanakan beberapa menteri dan tokoh nasional akan hadir dalam acara tersebut.

Para tokoh yang sudah memastikan hadir adalah Hatta Rajasa (menteri riset dan teknologi), Rohmin Dahuri (menteri kelautan), Said Agil Al Munawwar (Menag), Malik Fajar (Mendiknas), Yusuf Kalla (Menko Kesra), dan Agum Gumelar (Menhub). Tokoh lain yang diperkirakan hadir adalah Surya Paloh, Setiawan Jody, dll.

Gus Dur sendiri mengungkapkan kesediaannya untuk hadir, namun demikian sampai saat ini belum diketahui jadwal pastinya karena kegiatannya yang sangat padat dan ada rencana keberangkatan ke Korea.(mkf)