Surabaya, NU.Online
Kongres ke-14 Ikatan Putra NU (IPNU) dan Kongres ke-13 Ikatan Putri Putri NU (IPPNU) di Surabaya, Senin, masih berlangsung atau molor sehari dari rencana penutupan pada 22 Juni.
Reporter NU.Online melaporkan, molor atau tertundanya kegiatan itu terkait alotnya pembahasan perubahan nama IPNU menjadi Ikatan Pelajar NU dan IPPNU menjadi Ikatan Pelajar Putri NU, bahkan pembahasan soal perubahan nama itu sudah berlangsung sejak hari kedua (19/6).
"Tapi, Alhamdulillah, IPPNU sudah selesai membahas perubahan nama dan kembali menjadi ikatan pelajar, meski pembahasannya cukup panjang sejak hari kedua hingga Senin (23/6) pukul 04.00 WIB," kata Sekretaris Umum PP IPPNU Dra S Maryamah A Al-Khadriyah. Ia menjelaskan IPPNU telah mendeklarasikan kembalinya Ikatan Putri Putri NU ke Ikatan Pelajar Putri NU dengan singkatan yang sama yakni IPPNU.
"Dalam pleno hingga Senin dini hari itu, IPPNU kembali ke khittah 1955 pada awal kelahiran IPPNU yang berbasiskan pelajar dan santri. Jadi, kongres di Surabaya telah menandai kembalinya IPPNU kembali ke pelajar," katanya. Namun, katanya, pembahasan yang cukup alot itu menyebabkan kongres molor sehari hingga Senin (23/6), karena proses pemilihan ketua umum PP IPPNU yang baru dapat dimulai pada Senin (23/4) pukul 08.00 WIB.
Sementara itu, pembahasan perubahan nama di IPNU hingga Senin pagi masih belum terlaksana, karena pleno komisi yang antara lain membahas perubahan nama itu sedang berlangsung dan belum ada keputusan perubahan nama.
"Belum, IPNU belum menyelesaikan soal perubahan nama itu, karena Senin pagi ini masih melakukan sidang pleno untuk membahas hasil sidang komisi yang diantaranya soal perubahan nama itu," kata Wakil Ketua PW IPNU Jatim Nur Hidayat.
Menurut salah seorang anggota Panitia Daerah Kongres ke-14 IPNU itu, hal itu menyebabkan kongres molor dari jadwal yang seharusnya berakhir pada 22 Juni. "Sekarang, IPPNU sudah membahas tata tertib pemilihan ketua baru, tapi IPNU masih melakukan sidang pleno untuk membahas hasil-hasil sidang komisi, karena perubahan nama IPNU atau pemilihan ketua baru belum dapat diketahui," katanya.
Sehari sebelumnya, alotnya perubahan nama menjadi "ikatan pelajar" bagi IPNU dan IPPNU itu membuat Ketua PBNU yang membidangi organisasi, Andi Jamaro, memberi "warning" (peringatan) kepada pengurus IPNU dan IPPNU.
Bahkan, jika tidak mau berubah ke "basic" sebagai organisasi pelajar, PBNU akan mengubahnya dalam muktamar NU pada 2004 atau justru PBNU akan membubarkan IPPNU dan membuat organisasi pelajar baru, karena NU membutuhkan organisasi yang menggarap segmen pelajar.
Sementara itu, peta kandidat IPNU hingga hari terakhir tetap muncul dua nama kuat yakni Mujtahidur Ridlo (Sekjen PP IPNU) dan Asrorun Niam Soleh (Wakil Ketua), namun Ridlo diperkirakan sudah mengantongi 187 dari 348 suara atau sudah mencapai 60 persen.
Di IPPNU, kandidat yang muncul ada tiga yakni Soraya Devi (Lembaga PP IPPNU), Baiq Mulyana (NTB/Departemen PP IPPNU), dan Anis Handayani (Lembaga PP IPPNU), namun peta kandidat masih berimbang antara ketiga kandidat tersebut. (Ant/Mkf/Cih)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
4
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
5
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
6
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
Terkini
Lihat Semua