Surabaya, NU.Online
Diperkirakan kongres IPNU-IPPNU kali ini akan molor. Sampai tadi malam acara kongres baru membahas mengenai tata tertib, bahkan acara tersebut tidak selesai dan dilanjutkan hari ini karena kurangnya disiplin para peserta yang menyebabkan acara dimulai terlambat dari jadwal yang telah ditentukan.
Acara hari ini diisi dengan berbagai ceramah dari para menteri, yaitu Menteri Kelautan Rokhmin Dahuri yang membahas mengenai "Pembangunan yang Berbasis Pada Masyarakat dan Mendiknas Malik Fajar yang membahas materi Paradigma Pendidikan Dalam Kaitan Dengan Reformasi Pendidikan Nasional."
<>IPPNU pada hari ini juga akan mensosialisasikan materi pelaksanaan khittoh IPPNU 1955 dan juga diteruskan dengan acara laporan pertanggung jawaban ketua umum PP IPPNU sekaligus dilanjutkan dengan pandangan umum para pengurus wilayah IPPNU.
Wacana khittah setelah di gulirkan kiai Hasyim memang semakin ramai, Hal ini terbukti dengan semakin intensnya masing-masing wilayah dalam mensosialisasikan gerakan kembali kepada visi kepelajaran sebagaimana tertera dalam tujuan awal pendiriannya. IPNU akan dikembalikan pada basis perjuangan di sekolah dan pondok pesantren. Merujuk pada “Deklarasi Makasar 2000” memang kencang sekali "discoures" IPNU harus kembali ke khittah setelah diobrak-obrik oleh Orde Baru melalui UU Ormas VIII/1985. Terlebih, setelah diberlakukannya UU Sisdiknas 2003, mampukah IPNU melakukan reposisi agar menjadi organisasi kader yang militan namun mampu secara akselaratif menjadikan kadernya berjiwa dan berwatak.
Untuk memantapkan rencana itu, sejumlah pimpinan wilayah sudah mengusung beberapa agenda sejenis. Pimpinan Wilayah IPNU DKI Jakarta misalnya, pada kongres XIV kali ini secara tegas akan memperjuangkan perubahan nama “putra” menjadi “pelajar”. Di samping itu, juga akan mempengaruhi peserta muktamar akan sepakat dengan batasan umur, dengan kriteria sebagai berikut: Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah Maksimal 28 tahun, Pimpinan Cabang 25 tahun, dan Pimpinan Anak Cabang 23 tahun, dengan masa jabatan masing-masing 2 tahun. Sedangkan khusus untuk Pimpinan Anak Cabang sampai Pimpinan Ranting masing-masing 1 tahun.
Sementara itu bursa calon ketua umum juga sudah tampak mulai ramai. Paling tidak sudah terdapat empat kader IPNU yang menyatakan diri siap untuk menduduki jabatan ketua umum IPNU periode ke depan. Calon-calon tersebut meliputi Mujtahidur Ridho, Samsuddin M Pay, Jakfar Amiruddin, dan Asrurun Niam. Mereka semuanya adalah para calon dari pengurus pusat IPNU.
Di tubuh IPPNU paling tidak juga sudah muncul empat nama. Suliati, Anis Handayani, Devi yang kesemuanya merupakan pengurus pusat IPPNU dan Baiq Muliana yang merupakan calon yang berasal dari NTB.
Masing-masing kandidat tampaknya telah mengklaim mendapat dukungan dari cabang-cabang tertentu. Para tim sukses sibuk melakukan lobi ke cabang-cabang yang memiliki hak suara. Para senior IPNU juga tampak yang menjagokan salah satu calon dan memberikan konsultasi-konsultasi untuk kemenangan mereka.
Namun demikian dari penelurusan NU Online cabang-cabang masih belum menentukan sikap. Banyak dari mereka masih ingin melihat visi dan misi yang akan dibawa masing-masing calon untuk mengembangkan IPNU ke depan.
Peserta dari cabang Pati Jawa Tengah mengatakan bahwa samapai saat ini ia belum menentukan sikap, “Kami ingin melihat mau dibawa kemana IPNU ini, jangan sampai terdapat indikasi dibawa ke arah politik,”
Permasalahan kembali sebagai organisasi pelajar juga masih menjadi perdebatan di kalangan IPNU, terdapat peserta yang tetap menginginkan nama Ikatan Putra tetapi dengan orientasi kepelajaran, tetapi juga terdapat peserta yang memang harus benar-benar kembali ke nama ikatan Pelajar. (Mkf/Cih)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
4
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
5
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
6
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
Terkini
Lihat Semua