Jakarta, NU Online
Sekelompok organisasi pemuda dan pelajar yang terdiri dari PP IPNU, PB PII, dan PP IRM mengutuk keras tindakan penembakan oleh aparat kepolisian, yang menembak para demonstran dalam memperjuangkan perbaikan pendidikan di kampar, selasa (22/03)
Dalam siaran pers yang di terima NU Online, mereka menyatakan penembakan dan pemukulan aparat sudah di luar batas kemanusiaan. Lagi pula, katanya tidak ada hak polisi melakukan pembubaran secara paksa dan dengan kekerasan. Hal itu dimungkinkan, sehari sebelumnya massa secara resmi telah mengirimkan surat pemberitahun akan adanya aksi apel akbar. “Tindak polisi dengan main paksa dan melakukan penembakan itu sudah sangat brutal dan tidak manusia lagi. Kami mengutuk sikap polisi yang arogan itu,” tegas ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) Mujtahiru Ridlo di dampingi Zulfikar, Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) dan Munawar Kholil Pengurus Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah (PP IRM).
<>Karena itu selain mengutuk, eleman pemuda yang berafiliasi kepada ormas besar ini juga mendesak Kepala Kepolisian Republik Indonesia (KAPOLRI) Jenderal Da'i Bachtiar untuk segera mengusut tragedi penembakan tersebut dan memberikan hukurnan kepada oknum polisi. "kita tidak ingin ada senjata lagi yang melukai rakyat, polri harus mengusut secepatnya," tandas Edo.
Selain itu mereka juga mendesak Menteri Dalam Negeri untuk segera menyelesaikan kemelut di Kabupaten Kampar - Riau dengan mengambil tindakan tegas terhadap problem kepemimpinan yang tidak rnemiliki kepedulian terhadap pendidikan sebagai faktor penyebab terjadinya berbagai aksi demonstrasi guru dan murid.
Untuk itu, lanjut Edo, "ke depan kita berpendapat bahwa cara penyelesaian dengan penggunaan kekuasaan, penggunaan kekuatan, tidak akan pernah menyelesaikan persoalan. Justru itu akan menjadi awal munculnya persoalan baru dan akhirnya masyarakat Kampar-lah yang akan menjadi korban," tegas mahasiswa pasca sarjana UI ini.
Kami juga meminta kepada para pelajar dan guru di Kabupaten Kampar untuk tetap tidak terprovokasi atas kebrutalan aparat kepolisian. "Hendaknya penyampaian aspirasi terus dilakukan dengan cara-cara damai seperti yang terjadi selama ini, kebrutalan tidak harus dibalas dengan tindakan anarki yang akan merugikan rakyat sipil," papar Edo mengakhiri pembicaraan. (cih)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
3
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
4
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
5
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua