Warta PILGUB JATIM

Khofifah Prioritaskan SDM dan Agrobisnis

Kam, 10 April 2008 | 07:00 WIB

Surabaya, NU Online
Persaingan antar kandidat dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur yang kian ketat menuntut para kandidat harus jeli menawarkan program. Calon Gubernur (Cagub) Khofifah Indar Parawansa memprihatinkan prestasi Jatim dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Dia khawatir indeks pembangunan manusia (IPM) Jatim yang ada di urutan ke-25, akan mengakibatkan daya saing provinsi berpenduduk 29 juta jiwa itu kalah dengan provinsi lain. Melihat kenyataan itulah, mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan ini merasa terpanggil untuk ikut andil dalam membangun Jatim.<>
 
“Kami sedang membuat rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) untuk lima tahun ke depan. Ini dibuat agar program pembangunan lebih jelas dan terukur,” ujar Khofifah.

Dia didampingi Mudjiono (Calon Wakil Gubernur) dan sejumlah ketua partai pendukung. Menurut Ketua Pengurus Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu, RPJMD berbeda dengan visi-misi karena RPJMD lebih detail dan bisa dibreak down menjadi lebih konkret.

Dia berharap, RPJMD yang tengah digodoknya bisa menjadi salah satu alat menaikkan IPM Jatim di masa mendatang. “Yang jelas, Jatim butuh sebuah pencerahan,” tambahnya.

Selain memprihatinkan kualitas SDM, Khofifah juga mengungkapkan banyaknya potensi Jatim yang belum tergarap. Salah satunya adalah potensi agrobisnis yang unggul dibanding daerah lain. Hanya, selama ini potensi itu belum bisa dioptimalkan sehingga belum bisa dilihat hasilnya.

Khofifah pun mempunyai angan-angan agar Jatim menjadi kluster sektor agrobisnis. “Saya sering melakukan perjalanan ke luar negeri. Hampir di setiap negara, saya jumpai buah yang bernama pisang. Namun, hampir semuanya berlabel Filipina. Padahal, di Jatim ini kan punya daerah yang cocok, yaitu Banyuwangi. Mengapa ini tidak kita optimalkan,” ujar satu-satunya kandidat gubernur perempuan ini.

Selain menyusun konsep pembangunan Jatim, anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengaku terus melakukan konsolidasi untuk menyambut Pilgub. Cagub asli Surabaya ini pun optimistis dengan pilar-pilar kekuatan yang dimiliki, yakni 12 partai pendukung maupun kekuatan Cawagub Mudjiono, serta kekuatan Khofifah sendiri yang notabene tokoh NU yang terbilang populer.

Menurut Khofifah, soliditas antarpilar kekuatan ini penting karena Pilgub berbeda dengan pemilihan legislatif (pileg). Jika pada pemilihan legislatif masyarakat cenderung melihat partai, tapi untuk Pilgub, apalagi 23 Juli mendatang pemilihan langsung, yang dilihat adalah figur. Saat ini sedang disusun strategi pemenangan agar pada hari H nanti pasangan yang menamakan Kaji itu bisa unggul dibanding calon lain. (sin/sbh)