Warta

Ketua PBNU: Hentikan Sandiwara Perberasan

NU Online  ·  Rabu, 1 Desember 2010 | 06:40 WIB

Yogyakarta, NU Online
Minggu lalu, pemerintah menugaskan Bulog untuk secepatnya melakukan operasi pasar (operas pasar beras, red.), guna menurunkan harga beras yang sejak Agustus 2010 tidak terkendali.

Bemper cadangan untuk operasi beras ini menjadi sangat meyakinkan karena mulai masuknya beras import, setelah selama ini OP Beras, sejak Agustus 2010, senantiasa mandhul dan tidak efektif, meski sudah pula ditambah dengan rapelan beras miskin (raskin).<>

Demikian disampaikan Ketua PBNU, Prof. Dr. Muhammad Maksum Mahfoedz pada NU Online kemarin di Yogyakarta, Selasa (30/11).

"Penggelontoran pasar dimulai pada hari Senin, 30 Nopember 2010, melalui kerjasama Bulog dengan pedagang besar yang konsentrasinya di Pasar Induk Cipinang, Jakarta. Rencana operasional sejumlah 2.400 ton per hari tersebut diharapkan mampu mengendalikan harga di seluruh jaringan pasar beras nasional," jelasnya.

"Logika perberasan ini semuanya ini sandiwara. Wajib dihentikan," tegas Maksum yang juga guru besar di fakultas pertanian UGM, Yogyakarta.

Jalan pintas itu, kata Maksum, untuk ke sekian kalinya dilakukan oleh Kabinet dan sungguh sangat kontradiktif dengan tekad swasembada beras yang menurut BPS sudah tercapai dan selalu dibesar-besarkan oleh sementara kontestan dalam kampanye Pemilu.

"Maklum sekali, kalau sandiwara perberasan nasional ini selalu dibesar-besarkan karena perberasan nasional rupanya masih menjadi ukuran sukses pembangunan dan pendulang suara dalam Pemilu dan Pilpres," kritiknya.

Dia menjelaskan letak kontradiktif karena operasi pasar beras kali ini tidak dibangun atas dasar kinerja perberasan nasional yang katanya swasembada, menurut ARAM-II dan ARAM-III. operasi pasar yang dilaksanakan kali ini adalah operasi pasar beras berbasis import. Akibatnya, Boleh jadi operasi pasar itu efektif menurunkan harga, tapi karena basisnya adalah importasi, maka akan memiliki beberapa potensi blunder atau kemunduran dalam perberasan nasional. (hh)