Warta

Kekuatan Reformis Harus Bersatu "Ganyang" Orba

NU Online  ·  Senin, 29 Maret 2004 | 14:04 WIB

Jakarta, NU Online
Kekuatan pendukung Orde Baru tidak boleh dianggap remeh karena bisa saja mereka akan memanfaatkan pemilu 2004 sebagai momentum untuk bangkit, demikian diungkapkan Anggota Komisi I DPR-RI FKB Effendi Choire dalam Kampanye putaran terakhir Partai Kebangitan Bangsa (PKB), Senin (29/3) di lapangan Trans TV Mampang.

Di hadapan ratusan simpatisannya, Cak Fendy-biasa disapa, mengingatkan, kelompok reformis untuk berkonsolidasi guna menghadang kebangkitan Orde Baru meski masing-masing saat ini sibuk bersaing menghadapi pemilu. "Sekarang mereka harus mulai bertemu dan menyusun kekuatan reformis," ujarnya disambut gegap gempita pendukungnya. "PKB juga bertekad mengganti kepemimpinan Megawati karena dianggap tidak berhasil namun jangan sampai kepemimpinan mendatang berhasil dimenangkan oleh antek-antek Orde Baru," tambahnya.

<>

Oleh karena itu, lanjutnya, partai politik pro reformasi harus tetap bersatu tidak hanya pada pemilu legislatif tapi juga mereka harus melakukan konsolidasi saat pemilihan presiden. "Siapapun presidennya nanti yang penting lahir dari kelompok reformis dan didukung oleh kekuatan reformasi,"  tutur mantan ketua umum PMII DKI Jakarta ini.

Effendi Choirie juga memanggil kembali seluruh kekuatan dan kader  NU dimanapun berada untuk bersama-sama membesarkan PKB. Menurutnya, kalau ada kader NU yang berada di luar PKB, mereka tidak membawa misi dan visi perjuangan NU secara formal.  Mereka hanya hanya memperjungkan visi dan misinya sendiri.  “Mereka berada di partai lain tidak membawa rekomendasi NU tidak dibebani apapun oleh NU. Hanya PKB lah yang membawa visi dan misi perjuangan NU. Oleh karena itu, mari kita besarkan PKB untuk menggapai cita-cita NU,” tegasnya berapi-api.

Apa itu misi dan visi? Dijelaskan Cak Fendy, NU selalu mengusung nilai pluralisme dan insklusifisme Islam, humanisme dan pemahaman keagamaan secara universal.  PKB didirikan oleh NU untuk tujuan menyelamatkan bangsa. “Orde baru yang berkuasa selama 32 tahun meninggalkan hutang sebesar 1583 triliun, KKN merajalela, kehidupan politik yang prgamatis dan tidak berorientasi pada rakyat. PKB lahir untuk mengatasi masalah-masalah tersebut,” tuturnya. (cih)