Kaum Muda Dunia Harus Kembali Ke Desa
NU Online · Senin, 20 Oktober 2008 | 20:48 WIB
Sistem ekonomi modern yang berbasis industri telah menyeret kaum muda berpindah ke kota, sehingga meninggalkan lahan pertanian mereka di desa. Dengan demikian akses pengelolaan lahan pertanian menjadi sangat terbatas.
Oleh karena itu kaum muda harus siap kembali ke desa untuk menangani pertanian. Hanya dengan demikian kedaulatan pangan bisa diwujudkan.<>
Demikian pernyataan bersama kaum muda La Via Campesina yang dibacakan oleh kordinatornya Diamantino Nhamposa dalam Konferensi Kelima La Via Campesina di Maputo, Mozambik, Afrika, Senin (20/10).
Pemuda asal Mozambik itu mengatakan, saat ini kaum muda dihadapkan pada suatu persoalan berat yang tidak menyenangkan, yaitu terjadinya penderitaan dan ketidakadilan yang melanda sebagaian besar penduduk dunia terutama di negara berkembang.
Menurutnya, kebijakan ekonomi neoliberal yang berorientasi pasar dan ekspor telah mengusir kaum muda dari sawah. Diamantino Nhamposa menegaskan, justeru pada saat itulah kaum masuk ke wilayah pertanian.
“Kembali ke desa untuk menangani masalah pangan merupakan langkah strategis. Karena para pendukung perdagangan bebas telah melakukan propaganda yang menyesatkan dan melakukan kriminalisasi terhadap organisiasi petani,” katanya.
Ditambahkan, penyelenggaraan pendidikan bagi rakyat bawah, serta pemberian latihan politik serta teknik pertanian menjadi sangat penting agar petani mampu menciptakan keunggulan, sehingga mampu mencukupi kebutuhan pangan sendiri.
Sementara itu jaringan komunikasi antar kaum muda dunia juga sangat penting agar mereka bisa mengatasi persoalan secara bersama. Dikatakan, globalnya masalah yang muncul perlu dilakukan perlawanan secara global pula.
“Jaringan komunikasi alternatif menjadi sarana sosial dan politik penting untuk mengatasi ekonomi dominan,” katanya.
Penciptaan jaringan pasar bersama merupakan langkah penting yang harus ditempuh. Kaum muda La Via Campesina perlu menciptakan upaya untuk menghubungkan antara produsen dengan konsumen secara seimbang. Bagaimanapun produksi pangan bukan murni masalah perdagangan, tetapi masalah sosial dan masalah politik.
“Pola hubungan ini dengan sendirinya juga merupakan sarana untuk melakukan perubahan sosial. Masyarakat tidak hanya dijadikan konsumtif, tetapi lebih didorong untuk produkrtif dan menolong untuk sesama,” kata Diamantino Nhamposa.
Cita-cita dan tantangan yang besar semacam itu mengharuskan kaum muda La Via Campesina mengorganisir diri secara lebih solid, agar memiliki daya juang yang tangguh dalam memperjuangkan nasib petani di seluruh dunia. Kaum muda La Via Campesina pada kesempatan itu mendorong lembaga ini untuk membangun sekolah politik untuk mendidik kaum muda. (mdz)
Terpopuler
1
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
2
Aksi ODOL Tak Digubris Pemerintah, Sopir Truk Mogok Kerja Nasional Mulai 13 Juli 2025
3
Mas Imam Aziz, Gus Dur, dan Purnama Muharramnya
4
Gus Yahya: Sanad adalah Tulang Punggung Keilmuan Pesantren dan NU
5
PM Spanyol Sebut Israel Dalang Genosida Terbesar Abad Ini
6
Al-Azhar Mesir Kecam Pertemuan Sekelompok Imam Eropa dengan Presiden Israel
Terkini
Lihat Semua