Warta

Karnaval HUT RI Diminta Perhatikan Waktu Shalat

NU Online  ·  Sabtu, 17 Juli 2010 | 07:02 WIB

Trenggalek, NU Online
Rencana pelaksanaan pawai karnaval HUT RI yang melibatkan banyak peserta menuai kritik dari berbagai pihak termasuk sekolah maupun orang tua siswa. Karena berdasar pengalaman tahun lalu, pelaksanaan pesta Agustusan tersebut sering mengabaikan waktu sholat.

Kepala SMAN I Trenggalek, Sugeng Riyono mengatakan, seharusnya panitia PHBN harus memperhatikan masalah ibadah yang menjadi kewajiban masing masing umat beragama. Seperti tahun lalu semua sekolah di wilayah Kecamatan Kota Trenggalek diwajibkan untuk ikut serta dalam karnaval.<>

"Kalau masalah uang saya masih bisa menjawab, tapi kalau orang tua tanya? Pak, bagaimana sholat anak saya? Mau dijawab bagaimana," kata Sugeng Riyono, Jumat (16/7) seperti dilansir beritajatim.com.

Ia menjelaskan, akibat terlalu banyaknya peserta, tahun lalu peserta terakhir baru bisa diberangkatkan pada  pukul 18.00, padahal peserta pertama diberangkatkan mulai pukul 12.00. Dengan kondisi semacam itu, otomatis waktu sholat Dhuhur, Ashar dan Magrib menjadi terabaikan.

"Bayangkan saja, ada yang sampai finish jam 19.00 malam. Padahal untuk dandan, anak-anak itu sudah mulai antri di salon sejak pukul 06.00 pagi, apa gak kasihan juga dengan konsisi fisiknya," lanjut Sugeng Riyono.

Untuk mengefektifkan pelaksanaan perayaan Agustus tersebut, pihaknya sudah pernah melakukan usulan ke Dinas Pendidikan Trenggalek agar dilakukan kajian ulang tentang teknis pelaksanaanya sehingga tidak merugikan peserta karnaval.

"Usulan kami waktu itu untuk pesertanya kalau bisa dikurangi, selain itu satu sekolah kalau bisa hanya mengikuti satu kali pawai, apakah pawai sepeda hiasnya, atau kesenian atau pawai pembangunan, nah tahun berikutnya digilir dengan sekolah lainya," kata mantan kepala SMAN 2 Trenggalek tersebut.

Hal senada juga dikeluhkan Imam Mustangin, warga Desa Sumberingin Trenggalek yang juga salah satu orang tua siswa. Menurutnya, pelaksanaan karnaval sebaiknya dilaksanakan pagi hari sehingga tidak meninggalkan waktu sholat. "Sebetulnya masih bisa diakali, seperti pelaksanaannya diganti pagi hari, atau dialihkan ke kegiatan yang lain yang lebih efektif," katanya.

Sementara itu, kepala Bagian Humas Pemkab Trenggalek, Yoso Mihardi mengaku pihaknya juga banyak menuai kritik langsung dari masyarakat, sehingga pelaksanaan pawai tahun ini diusahakan tidak terlalu banyak peserta sehingga tidak mempercepat waktu pelaksanaanya.

"Kita sudah lakukan evaluasi, tahun ini untuk peserta kami lebih mengutamakan kualitas dan kreatifitas sesuai dengan temanya, sehingga tidak perlu melibatkan terlalu banyak peserta," kata Yoso Mihardi.(sam)