Warta

Israel Siap Serahkan Tepi Barat

NU Online  ·  Kamis, 14 Agustus 2008 | 02:48 WIB

Yerusalem, NU Online
Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menawarkan 93 persen wilayah Tepi Barat yang didudukinya kepada Palestina sebagai bagian dari kesepakatan damai kedua pihak, yang kini terus dirundingkan.

Demikian dilaporkan surat kabar Israel, Haaretz, belum lama ini. Usulan itu disampaikan Olmert kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas saat keduanya bertemu pekan ini.<>

Olmert mengatakan, Israel siap mundur dari Tepi Barat setelah pasukan Abbas menduduki kembali Jalur Gaza. Dia menawarkan itu sebagai bagian dari perjanjian mengenai prinsip- prinsip perbatasan, pengungsi, dan pengaturan keamanan antara Israel dan negara Palestina yang akan lahir.

Israel mengatakan tetap menginginkan 7 persen wilayah Tepi Barat untuk diduduki seterusnya. Sebagai imbalan, Olmert menawarkan lahan pengganti di Negev. Namun, luas lahan pengganti itu hanya sekitar 5,5 persen dari wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel. Wilayah di Negev itu berbatasan dengan Jalur Gaza.

Menurut Haaretz, rakyat Palestina juga akan mendapatkan kebebasan melintas antara Jalur Gaza dan Tepi Barat tanpa melalui pos-pos pemeriksaan keamanan. Ini adalah kompensasi atas kekurangan wilayah yang diberikan Israel.

Meskipun wilayah perlintasan antara Jalur Gaza dan Tepi Barat tetap dimiliki Israel, wilayah tersebut akan menjadi penghubung di antara kedua wilayah Palestina.

Terkait dengan usulan itu, seorang pejabat senior Israel mengungkapkan, Palestina juga diberikan gambaran peta pendahuluan mengenai usulan perbatasan.

Mendekati tembok pemisah

Harian Haaretz menyebutkan, Olmert merasa masih ada waktu untuk mencapai kesepakatan pada sisa masa jabatannya dan dia sekarang menunggu keputusan dari pihak Palestina.

Wilayah Tepi Barat yang tetap diduduki Israel itu termasuk beberapa blok permukiman Israel, antara lain Ma’aleh Adumim, Gush Etzion, beberapa permukiman di seputar Jerusalem, dan beberapa lahan di Tepi Barat utara yang berdampingan dengan wilayah Israel. Perbatasan yang diusulkan itu tidak jauh berbeda dari jalur tembok pemisah yang sudah dibangun Israel di Tepi Barat.

Meski demikian, usulan Israel tersebut masih belum menyentuh tuntutan Palestina mengenai status Jerusalem, yang juga dituntut Palestina. Israel mengatakan, seluruh wilayah Jerusalem tidak bisa dipisahkan meski klaim tersebut sama sekali tidak diakui oleh masyarakat internasional.

Kirim dana

Terkait dengan dana yang dititipkan masyarakat internasional untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza yang diisolasi Israel, Wakil Menteri Pertahanan Matan Vilnai, kepada sebuah radio publik Israel, Selasa, menjelaskan, Israel akan mengirim 72 juta shekel (sekitar Rp 184,5 miliar) ke Jalur Gaza untuk membayar gaji para pegawai negeri Palestina.

”Dana itu akan dikirimkan oleh Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, untuk membayar gaji orang- orang Abbas,” ungkapnya.

Vilnai mengatakan, pengiriman dana itu akan dilakukan menurut ”pengaturan yang telah disepakati dengan Mahmoud Abbas”. Dia menegaskan bahwa dana itu tidak akan jatuh ke tangan Gerakan Hamas, yang mengambil alih Gaza pada Juni 2007.

Israel mengirim sekitar 75 juta dollar AS setiap bulan ke Otoritas Palestina dari hasil pajak dan cukai atas nama Palestina. Dana tersebut dialokasikan untuk membayar lebih dari 160.000 pegawai negeri di Tepi Barat dan Gaza. (kcm/dar)