Kairo, NU Online
Pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Mesir, mengadakan acara Dialog dan silaturrahmi bertema "Partai Islam, Pemilu 2004 dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia". Acara yang ditempatkan di Aula Sekretariat Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Mesir itu dihadiri 50-an kader muda NU Mesir, (4/10). Mereka, sebagian besar sarjana dan mahasiswa tingkat akhir Universitas Al Azhar.
Acara yang dimulai pukul 19.00 hingga 22.00 waktu setempat menghadirkan Prof. Dr. H. Masykuri Abdillah, Guru Besar Politik Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan Mushtafa Abdurrahman, wartawan Kompas di Kairo ini,. "Kesempatan ini juga merupakan moment silaturahmi kader muda dan sarjana NU Mesir", ujar Dede Permana Nugraha, Ketua ISNU Mesir dalam sambutannya.
<>Masykuri Abdillah banyak berbicara soal penerapan peran partai Islam dalam membentuk masyarakat madani. Etika masyarakat Indonesia dalam berdemokrasi, menurut dia, masih belum baik sebagaimana yang diharapkan. Perbedaan kepentingan atau partai pilihan, masih kerap memicu persaingan tidak sehat, bahkan konflik horizontal yang menyulut tindakan anarkisme. "Melalui partai Islam, umat Islam seharusnya berjuang menyatukan sikap, dan membentuk kesadaran berpolitik yang tinggi", ujar Masykuri yang juga Pembantu Rektor I UIN Jakarta ini.
Sedangkan Mushtafa lebih banyak menyoroti dinamika demokrasi di negara-negara Arab. Sebagai organisasi berbasis kaum intelektual muda, ISNU Mesir cukup aktif melakukan usaha pemberdayaan kader warganya. Selama ini, potensi anggota dijajaki dan disalurkan melalui diskusi mingguan, dan pengumpulan karya tulis ilmiah.
Dalam waktu dekat, ISNU Mesir sedang menjajaki kemungkinan penerbitan jurnal ilmiah sendiri. Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Mesir, adalah Badan Otonom di lingkungan PCI NU Mesir, yang dideklarasikan pada 25 Januari 2003 lalu. Hingga saat ini, organisasi ini beranggotakan 250 orang kader muda NU, sebagian besar sarjana S1 Univesritas Al Azhar. "Kami memiliki visi pengembangan potensi intelektual anggota", ujar Dede Permana, usai acara. Hal ini, masih menurut Dede, tak lepas dari peran ISNU sebagai laboratorium ilmiah NU.
"ISNU diharapkan mampu memberikan muatan ilmiah dalam kegiatan-kegiatan cabang NU", kata Dede, yang pernah jadi ketua BEM Fakultas Syariah di IAIN Jakarta. Selain ISNU, PCI NU Mesir memiliki 3 Badan Otonom lain, masing-masing Fatayat, Thariqat dan Said Agil Siradj (SAS) Center. (Ek/Ang)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
3
Jumlah Santri Menurun: Alarm Pudarnya Pesona Pesantren?
4
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
5
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
6
Badai Perlawanan Rakyat Pati
Terkini
Lihat Semua