Warta

Indonesia Bisa Minta Kuota Haji India dan China

NU Online  ·  Selasa, 13 Juli 2010 | 09:37 WIB

Jakarta, NU Online
Antrean calon jamaah haji sebenarnya bisa disiasati dengan meminta jatah kuota negara-negara yang berpenduduk muslim sedikit, misalnya China dan India. Dengan demikian calon jamaah haji tidak harus menunggu beberapa tahun untuk mendapatkan kesempatan pergi ke Tanah Suci.

"Ini sangat bisa karena kuota mereka tidak pakai, tetapi harus G to G (pemerintah ke pemerintah). Mungkin itu harus dilakukan, karena masih banyak jalan menuju Mekkah ya," kata anggota Panja BPIH Komisi VIII Zainun Ahmadi di Jakarta, Senin (12/7).<>

Kuota itu, menurutnya,  sebenarnya bisa diminta dari negara-negara seperti India dan China yang penduduknya 1 miliar lebih, tapi penduduknya muslimnya ratusan juta. "Mereka bisa mengirim ratusan ribu tapi yang terpakai hanya beberapa ribu. Sebenarnya jatah mereka bisa kita minta melalui OKI untuk memberikan jatah kepada Indonesia. Tapi karena tidak ditempuh ya tidak pernah terwujud," ujar Zainun.

Politisi PDIP ini menyatakan, selain menyiasati dengan mengambil kuota dari negara lain, bisa juga dengan memanfaatkan data penduduk terbaru dari BPS untuk kemudian PBB mencatatnya. "Bahwa penduduk kita tidak segitu-gitu saja tapi sudah meningkat jauh. Tapi ini tidak lakukan, supaya antreannya nggak panjang. Kasihan mereka yang sudah pensiun, kalau muda-muda buat tabungan saja," tukasnya.

Selain itu, Zainun pun kembali mewacanakan transportasi haji alternatif berupa kapal laut, karena dianggap lebih murah serta memiliki daya tampung yang lebih banyak.

"Itu  bisa menjadi alternatif. Kalau nggak mau kapal laut, tetap kapal udara tapi dibuka peluang itu. Di situ bisa lebih banyak manasik. Cerita orang-orang tua zaman dulu mereka itu sangat akrab. Sampai di sini mereka menikahkan anak-anaknya. Luar biasa intensif salat jamaah, karena terbatasnya pesawat kita diberi pilihan kepada masyarakat kita," pungkasnya. (ful)