Hasyim Serahkan Penentuan Awal Ramadhan kepada Lajnah Falakiyah
NU Online · Kamis, 20 Agustus 2009 | 11:01 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menyerahkan mandat penentuan awal bulan Ramadhan 1430 H kepada Lajnah Falakiyah NU. Secara organisatoris Lajnah Falakiyah memang khusus membidangi persoalan ini.
Hal tersebut ditegaskan Ketua Pengurus Pusat Lajnah Falakiyah KH Ghazalie Masroeri, di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (20/8), terkait mekanisme penentuan awal bulan Ramadhan 1430 H.<>
”Pak Hasyim mengatakan tidak mau diwawancara wartawan soal awal Ramadhan. ’Lho itu urusan Lajnah Falakiyah’,” kata Kiai Ghazalie menirukan ketua umum PBNU.
Menurut Kiai Ghazali, penentuan awal bulan Ramadhan, menurut NU, harus didasarkan pada rukyatul hilal yang dilakukan pada setiap tanggal 29 bulan Hijriyah. Berdasarkan hasil rukyat ini diperoleh kepastian kapan jatuhnya awal bulan berikutnya.
Ditambahkan, penentuan kapan dilaksanakan rukyatul hilal atau tanggal 29 juga harus didasarkan pada rukyatul hilal yang dilakukan pada bulan sebelumnya. Adapun data hisab atau perhitungan astronomis hanya berfungsi untuk membantu pelaksanaan rukyat.
”Makanya rukyat NU dilakukan setiap bulan. Saya bangga dengan kiai-kiai, pada istadz dan tim perukyat yang senantiasa mengadakan rukyatul hilal. Dan rukyat ini ilmiah karena NASA (badan antariksa AS) saja melakukan observasi benda langit pada setiap waktu,” katanya.
Pernyataan ini disampaikan Kiai Ghazali terkait perbedaan awal bulan Sya’ban antara NU dengan pemerintah. Pemerintah menetapkan awal Sya’ban berdasarkan hisab, sementara NU berdasar pada hasil rukyatul hilal yang dilakukan pada akhir bulan Rajab. (nam)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
5
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua